INFORADAR.ID - Tol Cipularang, yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, dikenal tidak hanya sebagai jalur tol yang ramai tetapi juga sebagai salah satu jalan tol yang disebut-sebut memiliki aura mistis.
Hal ini sebagian disebabkan oleh letaknya yang berdekatan dengan Gunung Hejo, yang dianggap sebagai lokasi sakral oleh masyarakat sekitar.
Melansir katadata.co.id, Jaya Sukaya, juru kunci Gunung Hejo, di gunung tersebut terdapat Patilasan Kasuhunan Prabu Siliwangi, yang diyakini sebagai tempat bersejarah dengan nilai spiritual.
Karena adanya kepercayaan ini, jalur tol Cipularang tidak langsung memotong Gunung Hejo melainkan dibuat melingkar di sekitarnya untuk menghormati keberadaan gunung tersebut.
Tol Cipularang sendiri, yang merupakan singkatan dari Cikampek-Purwakarta-Padalarang, selesai dibangun pada April 2005.
BACA JUGA:5 Jalan Tol Tersibuk di Indonesia, Tembus Pendapatan 26 M Per Kilometernya
Jalan tol ini menjadi jalur penting yang memperpendek waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung, dari yang semula memakan waktu 3-4 jam menjadi sekitar 1,5 jam saja.
Sejak diresmikan, tol ini menjadi sangat padat, karena menghubungkan dua kota besar di Indonesia dengan aktivitas ekonomi yang tinggi.
Namun, meskipun membawa kemudahan bagi masyarakat, jalur tol ini sering kali disebut angker karena banyaknya kecelakaan yang terjadi di sepanjang jalur tersebut.
Sejarah Pembangunan Tol Cipularang
Tol Cipularang-garudainfrastructure-instagram.com
Berbagai sumber menyebutkan rencana pembangunan Tol Cipularang sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1991 oleh Konsorsium Citra Ganesha, yang terdiri dari beberapa perusahaan seperti Grup Citra, Jasa Marga, dan Travalgar.
Pada saat itu, pemerintah berencana membangun tol yang menghubungkan Jakarta dan Bandung melalui jalur yang melewati Cikarang, Jonggol, Cianjur, hingga Padalarang.
Namun, pembangunan ini tertunda hingga beberapa kali. Pada tahun 1996, meskipun izin pembangunan sudah diberikan oleh pemerintah, proyek ini kembali gagal dijalankan.
Setahun kemudian, proyek ini kembali ditunda karena krisis moneter yang melanda Indonesia.