Aksi Ormas Razia Rumah Makan Padang Murah Picu Perdebatan, Warganet Khawatirkan Konflik Antar Suku

Kamis 31-10-2024,09:00 WIB
Reporter : Ghina Aulia Az-Zahra
Editor : Haidaroh

Sebagai respons terhadap aksi razia ini, banyak warganet berharap agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan cara yang lebih damai dan konstruktif. 

Mereka menekankan pentingnya dialog antara pihak-pihak terkait untuk mencegah ketegangan yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal antar suku.

Dalam cuitan yang tersebar, beberapa warganet menyarankan agar ormas tersebut lebih fokus pada upaya menjaga citra masakan Padang melalui kolaborasi, alih-alih melakukan razia yang dapat memicu perpecahan.

Menanggapi viralnya video aksi razia yang menyulut perdebatan di media sosial, Penasihat Perhimpunan Rumah Makan Padang Cirebon (PRMPC), Erlinus Tahar, memberikan klarifikasi dan membenarkan kejadian tersebut. 

Ia menjelaskan bahwa rumah makan dengan label 'Masakan Padang' yang menawarkan harga rendah mulai muncul sekitar tahun 2021 atau 2022. 

Menurut Erlinus, pihaknya tidak mempersoalkan siapa saja yang ingin menjual masakan Padang, baik orang Minang maupun non-Minang. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga standar harga agar pedagang lain tidak merasa dirugikan dan citra kuliner Minang tetap terjaga.

Dengan situasi yang kian memanas, harapan akan terciptanya komunikasi yang konstruktif antara pengusaha rumah makan dan organisasi masyarakat menjadi semakin penting. 

Diharapkan, semua pihak dapat menyadari bahwa kolaborasi dan saling menghormati adalah kunci untuk menjaga keutuhan budaya dan kuliner yang telah lama dikenal. 

Melalui dialog dan pemahaman yang baik, konflik yang mungkin terjadi dapat dihindari, dan industri kuliner Padang dapat terus berkembang tanpa merugikan pihak manapun. 

Dengan pendekatan ini, diharapkan kerukunan dan keberagaman budaya dapat terus terpelihara di tengah masyarakat yang majemuk. 

 

Putri Anastasia Bangalino Suryana/Mahasiswa Magang

Kategori :