Alternatifnya, menggunakan aplikasi transportasi online bisa menjadi pilihan yang fleksibel, namun harus berhati-hati agar tidak menjadi terlalu boros.
2. Harga sewa perumahan yang tinggi
Ilustrasi-Freepik.com-Freepik
BACA JUGA:Sering Mengalami Mata Lelah Setelah Beraktivitas? Jangan Khawatir, Begini Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Para Siswa Harus Tahu, Ini 3 Tips Belajar Bahasa Inggris Menurut Sudut Pandang Psikologi
Harga sewa rumah di kota-kota besar terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga menyulitkan para profesional muda Gen Z untuk mencari apartemen yang sesuai dengan anggaran mereka.
Mereka seringkali terpaksa memilih kostan kecil atau berbagi apartemen dengan orang lain untuk mengurangi beban sewa.
Tempat tinggal kamu juga merupakan pertimbangan penting. Tinggal jauh dari pusat kota berarti sewa lebih murah, namun biaya transportasi lebih tinggi.
Salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan mencari alternatif hunian seperti co-living, yang menawarkan ruang bersama dengan fasilitas lengkap dengan biaya yang lebih terjangkau.
3. Meningkatnya harga kebutuhan pokok
Selain biaya perumahan dan transportasi, harga kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan layanan lainnya seringkali lebih tinggi di kota-kota besar dibandingkan di kota-kota kecil.
Tentu saja, hal ini menambah beban finansial bagi para profesional muda Gen Z. Oleh karena itu, usahakan untuk lebih jarang makan di luar dengan memasak makanan sendiri yang terbukti lebih hemat.
Kamu juga dapat memanfaatkan cashback dan program loyalitas untuk mendapatkan diskon barang sehari-hari.
4. Gaya hidup dan liburan
Tinggal di kota besar memberi Gen Z akses terhadap banyak hiburan, restoran, dan tempat menginap menarik.
Namun, gaya hidup perkotaan ini bisa menjadi salah satu penghasil biaya terbesar jika tidak dikelola dengan baik.