Akbar, salah satu anak muda pendaftar calon anggota KPPS Kelurahan Juhut pun mengatakan jika ini adalah kesempatan yang bagus untuknya mengembangkan diri.
"Lumayan untuk nambah pengetahuan dan pengalaman kerja." ujarnya.
Ini menunjukkan tren positif di Kelurahan Juhut, di mana anak muda menunjukkan minat yang tinggi untuk menjadi anggota KPPS dalam Pilkada 2024.
Namun, meski antusiasme anak muda patut diapresiasi, penting untuk mempertimbangkan beberapa aspek kritis.
Pertama, meski teknologi dan digitalisasi menjadi fokus utama, pengalaman tetap krusial dalam penyelenggaraan pemilu.
Menyandarkan sepenuhnya pada generasi muda tanpa bimbingan dari anggota senior bisa berisiko. Kolaborasi antara generasi tua dan muda sangat diperlukan agar proses pemungutan suara berjalan lancar.
Kedua, perlu ada perhatian lebih terhadap pelatihan dan pembekalan yang memadai bagi calon anggota KPPS yang masih minim pengalaman.
Jika tidak, risiko kesalahan dalam proses pemungutan suara bisa meningkat, yang dapat merusak integritas pemilu.
Ketiga, penting untuk mengamati apakah minat ini berlanjut setelah Pilkada 2024. Sukses dalam rekrutmen bukan hanya tentang kuota yang terpenuhi, tetapi juga tentang bagaimana para petugas KPPS dapat terlibat aktif dan berkelanjutan dalam proses demokrasi.
BACA JUGA:Warga Juhut Pandeglang, Lewat BUMAS Ciptakan Stik Bedug Bernilai Ekonomis Tinggi