Lalu tanggapan lain dari Finisya, mahasiswa kelahiran 2003 juga menanggapi pembayaran cashless yang kian marak.
"Dengan adanya pembayaran digital atau cashless ini sangat memudahkan kita untuk bertransaksi apalagi sekarang banyak usaha yang sudah serba digital."
Finisya menganggap pembayaran cashless ini menguntungkan bagi masyarakat.
"Pembayaran cashless ini sangat menguntungkan bagi masyarakat karena dengan sekali scan kita bisa membayar sesuai nominal, jadi tidak ada alasan "ga ada kembaliannya", tidak perlu menunggu untuk dicarikan kembalian, tidak mendapat kembalian, uang yang sobek atau lecek."
Namun Finisya mengatakan terkadang ia pernah merasa kesulitan dalam pembayaran cashless.
"Kadang aku merasa kesulitan karena pembayaran cashless belum merata di setiap daerah, jadi ketika aku lagi ga pegang uang tunai tapi tempat tersebut hanya menyediakan pembayaran tunai." Ucapnya
Terakhir Zirly yang juga mahasiswa kelahiran 2003 menanggapi hal ini.
"Pembayaran cashless ini menurutku praktis banget ya, karena tinggal scan barcode atau transfer yang memudahkan belanja tanpa harus memiliki uang cash." Ucap Zirly
"Contohnya aku pernah ke Sunyi Coffee yang berada di Barito Jakarta. Kafe itu ternyata sudah menerapkan full cashless. Bagiku ga menyulitkan karena sudah tertera pembayaran dengan Qris jadi tinggal scan saja." Ucap Zirly
Namun Zirly menanggapi kalau terkadang pembayaran cashless ini juga memiliki dampak negatif.
"Selain memudahkan pembayaran, menurut ku cashless ini juga bikin kita boros dan membuat kita impulsif karena pembayaran sudah serba praktis." Terakhir ucapnya.
Nah itulah tanggapan ketiga mahasiswa mengenai pembayaran cashless yang saat ini menjadi tren di kalangan anak muda. (*)
(Shesilia P mahasiswa magang untirta)