Pengembangan Sistem Keamanan Pintu Menggunakan Fingerprint dengan Sistem Notifikasi Berbasis IoT

Kamis 13-06-2024,18:06 WIB
Reporter : Siti Nursyahidah
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID - Pada era industri 4.0 yang diantaranya adalah domain Internet of Things (IoT) diperkenalkan oleh Kevin Ashton tahun 2002. Perkembangan teknologi intenet mulai diterapkan pada proses-proses produksi di dunia industri pada negara-negara maju, terutama Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat. Keberadaan IoT dimulai membakukan komputer agar dapat memahani dunia nyata dilingkungannya secara mandiri. Pada awal perkembangannya, konsep IoT diaplikasikan kedalam penggunaan komputer diberbagai bidang kebutuhan manusia, yang intinya yaitu penggunaan komputer dimana dan untuk apa saja (uniquitous computing).

Di dalam Artikel ini akan dianalisa dukungan kemampuan Internet of Things (IoT) dalam sistem yaitu aplikasi smart doorlock dapat mengakses sistem kontrol pintu ditempat yang berbeda apabila smartphone terhubung dengan internet dan sistem kontrol pintu tetap terhubung dengan koneksi wifi, dan perangkat selenoid membutuhkan waktu 3 detik untuk membuka pintu secara otomatis.

BACA JUGA:Sistem Pendidikan di Indonesia dan Eropa Emang Nggak Sama? Lihat Perbedaannya

BACA JUGA:Begini Sikap BPIP terhadap Hasil Ijtima MUI ke-8 tentang Pengucapan Salam Lintas Agama dan Selamat Hari Raya K

Pendahuluan

Pada saat sekarang ini, tindak kejahatan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Tindak kejahatan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, ketika pelaku memiliki kesempatan untuk melakukan aksinya tersebut. Adapun kasus

tindak kejahatan yang banyak terjadi dilingkungan masyarakat, yakni kasus pencurian. Biasanya kasus pencurian ini melakukan aksinya dengan cara merusak atau membobol kunci pada pintu. Oleh karena itu dibuatkan sebuah sistem keamanan pada pintu menggunakan sensor fingerprint berbasis internet of things. Metode sistem keamanan pada pintu menggunakan sensor fingerprint berbasis internet of things diaktifkan dengan menggunakan inputan sidik jari yang diletakkan pada sensor fingerprint dan juga menu keypad yang ada pada LCD TFT.

Ketika sistem keamanan ini diinputkan benar maka akan mengaktifkan buzzer dan relay sehingga solenoid doorlock akan membuka kunci pintu dan data pengguna akan dikirimkan menuju website agar dapat dimonitoring siapa yang mengakses pintu. Setelah melakukan pengujian dan analisa terhadap sistem keamanan menggunakan sensor fingerprint berbasis internet of things, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem keamanan pada pintu telah dapat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan prinsip kerja dan hasil yang dicapai sesuai fungsi serta kerja alat.

Pada periode Januari-April 2023, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melaporkan 137.419 kasus kejahatan di Indonesia, meningkat sebesar 30,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencurian dengan pemberatan (curat) menjadi jenis kejahatan yang paling dominan dengan 30.019 kasus.

Mayoritas kejahatan terjadi pada malam hari, khususnya pada pukul 18.00-21.59, menyumbang 11,42% dari total kasus. Kasus kejahatan juga tinggi pada pagi hari (08.00-11.59), sore hari (15.00-17.59), dan dini hari (04.00-04.59). Data tersebut dikumpulkan melalui aplikasi E-MP yang digunakan oleh kepolisian untuk manajemen penyidikan dari laporan polisi hingga penyelesaian kasus.

Maka dari itu, adanya Perangkat teknologi yang tercipta sederhana dan dikelola secara tepat akan sangat membantu aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Sejumlah sistem pengaman moderen telah diciptakan antara lain dengan menggunakan sistem suara, sistem pengenalan wajah, sitem penggunaan kartu dan sistem fingerprint (H et al., 2019).

Dari semua sistem pengaman ini memiliki tingkat kelemahan yang berbedabeda. Sistem keamanan dengan suara seringkali dapat di sabotase karena banyak manusia yang dapat menirukan suara manusia lain, hal ini sering kali mudah diatasi oleh pencuri profesional. Sistem keamanan dengan pengenalan wajah memiliki masalah salah satunya yaitu sulit mendapatkan gambar wajah dengan beragam pose seseorang pada umur yang berbeda (Asad et al., 2015).

Sistem keamanan kartu juga memiliki masalah yang sama ketika menggunakan kunci konvesional yaitu kartu harus dibawa terus-menerus yang bisa saja terjadi human eror lupa membawa kartu tersebut. Dan selanjutnya Sistem keamanan fingerprint yang dimana sistem ini sebagai sistem yang tingkat kelemahannya paling rendah dan memiliki tingkat keamanan serta kelebihan yang tinggi dari berbagai sistem yang telah dijelaskan sebelumnya. Kelebihan sistem fingerprint salah satunya yaitu hanya dapat diakses oleh pemilik sidik jari (Imran & Rasul, 2020).

Penerapan teknologi fingerprint yang dikombinasikan dengan smartphoneberbasis Internet of Things (IoT) yang merupakan bagian dari teknologi informatika dan dapat

diterapkan pada perangkat elektronika. Istilah Internet of Things (Iot) telah ramai dibicarakan orang tetapi masih banyak yang belum mengenalnya, IoT ini mengacu pada identifikasi suatu benda (objek) yang diinterpretasikan secara visual melalui jaringan kabel ataupun nirkabel ke dunia maya (internet) kemudian diolah menggunakan perangkat lunak aplikasi khusus untuk mendapatkan informasi (Nuraeni et al., 2021).

Kategori :