3. Pakaian Adat Baduy
Suku Baduy dianggap sebagai suku asli masyarakat Banten. Suku ini sangat memegang teguh hukum adat dan terisolasi dari masyarakat luar serta kemajuan teknologi yang semakin pesat.
"Pakaian tradisional yang dikenakan oleh Suku Baduy juga merupakan bagian bagian tak terpisahkan dari identitas mereka." Tulisnya, dikutip dari akun Instagram@vameru.indonesia Jumat, 7 Juni 2024.
Namun ditinjau dari penerimaan masyarakat luar, masyarakat Baduy terbagi menjadi dua golongan, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Baduy Dalam tidak mempunyai keinginan untuk berinteraksi dengan dunia luar, namun Baduy Luar tetap ingin berinteraksi dengan batasan tertentu.
Ada juga perbedaan mencolok antara kedua jenis Baduy dalam hal pakaian tradisionalnya.
-Pakaian Adat Masyarakat Baduy
Masyarakat Baduy biasanya memakai pakaian berwarna putih polos yang disebut jamang sangsan. Nama ini sesuai dengan cara pakaian tersebut dikenakan, baik disangsangkan atau digantung di badan.
Baju ini hanya memiliki lubang di bagian lengan. Kemeja ini juga tidak memiliki kancing atau saku dan hanya dijahit dengan tangan.
Orang Baduy dalam sebagai bawahannya memakai sarung berwarna hitam atau biru tua yang melingkari pinggangnya.
Penggunaan warna putih pada pakaian adat berarti tetap sakral dan tidak terpengaruh budaya luar yang cenderung merusak moral.
-Pakaian Adat Baduy Luar
Masyarakat Baduy Luar umumnya memakai pakaian adat berwarna hitam. Oleh karena itu baju ini diberi nama Baju Kampret (Baju Kelalawar). Desain pakaian tradisional lebih dinamis dan dilengkapi kancing serta saku yang disematkan.
Keistimewaan lainnya adalah ikat kepala berwarna biru tua dengan motif batik.
Kalau bicara pakaian wanita, tidak ada perbedaan besar antara Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Pola kainnya hampir sama, namun selendangnya kombinasi warna putih, biru, dan merah.