INFORADAR.ID - Ramalan zodiak sudah tidak asing lagi bagi semua orang, termasuk umat Islam. Tapi bagaimana sebenarnya umat Islam melihat ramalan Zodiak? Bisakah kita mempercayai ramalan Zodiak dalam Islam?
Zodiak sangat erat kaitannya dengan ilmu perbintangan atau ilmu perbintangan. Dalam ilmu ini, menurut horoskop, seseorang dapat mengetahui karakter, nasib, dan takdir seseorang menurut tanggal lahirnya.
Ramalan yang biasanya diberikan oleh berbagai rasi bintang itu benar dan sesuai dengan apa yang dialami seseorang. Karena itu, banyak yang percaya dengan ramalan Zodiak.
Dalam Islam, secara garis besar astrologi dan kepercayaan pada zodiak dianggap bertentangan dengan ajaran agama. Islam mengajarkan bahwa hanya Allah yang mengetahui masa depan dan mengendalikan segala sesuatu di alam semesta.
Keyakinan bahwa posisi bintang dan planet dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dianggap sebagai semacam kemusyrikan.
Melansir NU Online, kitab Tahqilul Maqam ala Kifayatil Awam, Syekh Ibrahim Al-Baijuri, menyebut setidaknya ada 4 sikap manusia tentang memandang ramalan zodiak tersebut.
- Kelompok yang meyakini bahwa tidak ada pengaruh apapun pada benda-benda itu. Sebab, Dzat yang memberi pengaruh hanyalah Allah disertai kemungkinan bersalahan antara sebab dan akibatnya. Inilah kelompok yang selamat.
- Kelompok yang meyakini bahwa tidak ada pengaruh apapun pada benda-benda itu, tetapi meyakini kelaziman antara sebab dan akibat sekira tak ada kemungkinan bersalahan. Ini adalah kelompok yang tidak mengerti hakikat hukum adi, dan terkadang dapat membawa kelompok ini pada kekufuran. Mereka mengingkari sesuatu yang bertentangan dengan adat, misalnya kebangkitan.
- Kelompok yang meyakini bahwa segala benda itu dapat memberi pengaruh karena tabiatnya. Kekufuran kelompok ini disepakati ulama.
- Kelompok yang meyakini bahwa benda-benda itu memberi pengaruh karena kekuatan yang Allah titipkan di dalamnya. Perihal kekufuran kelompok ini, pendapat ulama terbelah menjadi dua. Pendapat lebih sahih menyatakan bahwa kelompok ini tidak kufur.
Al-Qur'an dan Hadits pun telah memberikan panduan jelas mengenai keyakinan terhadap hal-hal yang ghaib (tak terlihat). Berikut beberapa ayat dan hadits yang relevan:
1. Al-Qur'an, Surah Al-Jinn (72:26-27):
"Dialah (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya..."
2. Al-Qur'an, Surah Al-An'am (6:59):
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri..."
3. Hadits dari Abu Dawud:
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam."
4. Hadits dari Muslim:
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad."