INFORADAR.ID - Menginjak usia 40 tahun keatas sangat rawan terkena penyakit, salah satu penyebabnya adalah dari makanan. maka perlu hindari makanan yang menyebabkan penyakit itu menghampiri
Dr.Hans memberikan edukasi tentang kesehatan untuk hindari makanan yng dapat mengundang penyakit pada usia 40 tahun dalam kanal youtube SB30Health dengan judul 'JANGAN MAKAN INI SETELAH USIA 40'
Bagi kamu atau orangtuamu yang sudah berusia 40 tahun keatas atau mendekati usia 40 tahun, hindari makanan berikut ini demi menjaga kesehatan.
1. Produk GMO (Genetically Modified Organism)
Produk GMO adalah makanan yang direkayasa genetik. beberapa produk GMO yang ditemui di Indonesia diantaranya produk jagung, kedelai seperti kecap dan tahu dan buah-buahan contohnya semangka tanpa biji.
2. Produk Dairy/Susu
Produk susu beserta turunanya seperti keju, ice cream, wipe cream atau creamer. Dairy mengandung banyak hormon yang meningkatkan IGF1 dapat menyebabkan anabolik di dalam tubuh.
3. Gula
Gula yang dimaksud bukan hanya gula pasir, tetapi gula aren, gula batu, sirup, kecap manis, saus kemasan dan masih banyak lagi.
4. Ultra Processed Food
Ultra processed food adalah makanan yang telah diproses dengan berlebihan. Contohnya roti putih, sereal, nugget, sosis dan lain-lain. Makanan ini perlu dihindari karena menyebabkan ketidakseimbangan hormonal.
5. Alkohol
Sudah banyak study yang menyebutkan bahaya alkohol seperti bir dn likor. hal ini juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal.
Dr. Hans memberikan solusi terkait makanan sehat apa yang baik untuk dikonsumsi pada usia 40 tahun keatas. Diantaranya yaitu makanan organik, produk non GMO, makanan utuh, makanan minim proses, makanan fermentasi, lemak baik seperti alpukat, mikronutrisi dan fitonutrisi
Jaga kesehatan mulai dari sekarang dengan hindari makanan yang dapat mengundang berbagai penyakit dan biasakan memakan makanan yang dapat menyehatkan tubuh. Mungkin saja beberapa makanan yang kebih sehat terkesan mahal, namun itu lebih daripada akhirnya mengeluarkan biaya yang tak sedikit ketika terjatuh sakit. (*)