INFORADAR.ID – Youtuber Bobon Santoso mengungkapkan kegelisahannya tentang tidak adanya kesejahteraan sosial di tanah Papua dalam podcast Close The Dor Dedy Corbuzer.
Pada obrolan di podcast yang berdurasi 56 menit lebih itu, Bobon mengungkapkan jika Papua adalah Indonesia 50 tahun lalu.
Bobon menilai, kondisi masyarakat Papua sangat memprihatinkan, mulai dari pendidikan yang hanya tersedia di jenjang Sekolah Dasar, hingga jembatan rusak yang tak pernah diperbaiki.
“Papua itu berdiri di atas emas, berjalan tanpa alas,” kata Bobon kepada Dedy Corbuzer.
Youtuber dengan konten masak-masak besar untuk dibagikan ke masyarakat itu juga mengungkapkan, peran anggota TNI yang bertugas di Papua sangatlah besar.
TNI tidak hanya bertugas mengamankan wilayah, tetapi juga membantu masyarakat Papua untuk urusan makan sehari-hari.
Masyarakat termasuk anak-anak di Papua, terutama di wilayah pelosok yang bukan di pusat kota, tidak ada jual beli, tetapi masih menggunakan sistem barter.
“Jadi mereka mencari bahan makanan seperti umbi-umbian, ikan, dan sayuran, kemudian mendatangi pos TNI untuk menukarkannya dengan mi instan, beras, dan bahan pokok lainnya, jadi TNI juga ikut mengurusi soal perut masyarakat Papua,” ungkapnya.
Kondisi yang saat ini terjadi di Papua, kata Bobon, bukan sepenuhnya salah pemerintah. Ia mengaku, pemerintah sudah ikut andil dalam membantu masyarakat Papua, namun masih belum mampu memberikan keadilan dan kesejahteraan yang maksimal.
“Yang paling membuat Papua tertinggal itu karena ekosistem korupsi, sehingga masyarakat tidak ada keberanian untuk menyuarakan keadaan di sana,” ujarnya.
Bobon berpesan kepada pemimpin pemerintahan selanjutnya gar lebih memperhatikan masyarakat Papua, terutama terkait kondisi kelaparan yang terjadi pada masyarakatnya.
“Di Papua itu kelaparan hampir terjadi setiap hari,” tukasnya.
Lelaki yang dikenal dengan tingkahnya yang agak nyeleneh itu juga sempat meneteskan air mata di podcast Close The Dor, ia mengatakan jika masyarakat Indonesia harus berterimakasih sekaligus meminta maaf kepada masyarakat Papua.
“Orang mengatakan Indonesia ini negara kaya karena ada Papua dan Kalimantan di dalamnya, tetapi masyarakat Papuanya sendiri masih jauh dari kesetaraan daalam hal kesejahteraan, sangat jauh dibandingkan dengan kondisi kesejahteraan di Pulau Jawa,” pungkasnya. (*)