Namun, pada kenyataannya, gigi ikan buntal terus memanjang agar tetap pendek, dan mereka menggunakannya untuk membuka kerang, memakan karang dan ganggang, dan untuk memakan ikan-ikan di dasar laut.
3. Lebih dari 100 Spesies Ikan Buntal
Ikan ini mendiami daerah air asin dan air tawar di Samudra Pasifik, Laut Merah, Sungai Mekong dan Sungai Amazon. Ikan ini memiliki ciri khas tubuh yang memanjang, kepala bulat, bibir yang menonjol, dan perut yang besar.
Mereka tidak memiliki sisik, tetapi beberapa memiliki duri. Ikan ini memiliki kemampuan untuk mengubah arah saat berenang dan dapat berenang mundur. Ada juga lebih dari 100 spesies ikan buntal, termasuk ikan buntal fahaka, buntal harimau, buntal kerdir, buntal hijau dan sebagainya.
BACA JUGA:Masih Menggunakan Wajan Berkarat? Hati-Hati Bisa Memicu Kanker
4. Harus Dimasak Dengan Ahli
Tetrodotoksin terakumulasi dalam hati, kelenjar kelamin, dan kulit ikan buntal. Agar ikan buntal aman untuk dikonsumsi manusia, organ dalam yang mengandung racun harus dibuang dengan menggunakan teknik khusus untuk memastikan daging ikan tidak terkontaminasi.
Oleh karena itu, ikan buntal umumnya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi di rumah. Di restoran khusus, ikan buntal dapat disiapkan dan disajikan oleh koki yang berpengalaman dalam mengolah ikan buntal.
5. Racun Tidak Hilang Meskipun Sudah Dimasak
Fakta tentang ikan buntal selanjutnya adalah tetrodotoksin pada ikan buntal tidak hilang ketika dimasak atau dibekukan.
Jika tidak ditangani dengan baik, racun tersebut dapat menyebar dari organ dalam ikan buntal dan terserap ke dalam daging.
Keracunan akibat mengonsumsi ikan buntal menyebabkan empat tahap gejala, sebagai berikut:
- Gejala keracunan ikan buntal tahap 1 adalah rasa kebas di sekitar mulut. Gejala ini dapat disertai dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Gejala-gejala ini biasanya muncul 10-45 menit setelah menelan ikan buntal.
- Gejala keracunan ikan buntal berikutnya adalah mati rasa pada wajah, kehilangan kemampuan berbicara, kehilangan keseimbangan, lemah atau tidak dapat bergerak.
- Pada tahap ketiga, keracunan ikan buntal melumpuhkan tubuh atau membuat tubuh tidak dapat bergerak sama sekali, tidak dapat berbicara, gagal napas, dan pupil mata membesar.
- Tahap terakhir adalah gagal napas yang parah, berkurangnya kadar oksigen dalam tubuh (hipoksia), detak jantung yang lebih lambat dari biasanya (bradikardia), tekanan darah yang menurun (hipotensi), gangguan irama jantung, dan kehilangan kesadaran.
Gejala keracunan ikan buntal ini dapat muncul dalam hitungan 2 hingga 3 jam setelah racun ikan buntal masuk ke dalam tubuh.
Dalam beberapa kasus, gejala keracunan bahkan baru muncul setelah 20 jam mengonsumsi ikan buntal.
Apabila tidak mendapatkan penanganan secara cepat, maka orang yang mengalami keracunan makanan akibat tetrodoksin dapat mengalami kematian dalam jangka sekitar 4–6 jam setelah mengonsumsi ikan buntal.(*)