INFORADAR.ID - DIlansir dari radarbanten.co.id, salah satu tim sukses (timses) calon legislatif (caleg) di Kota Serang, Banten, dikabarkan meminta uang serangan fajar dikembalikan karena hasil perolehan suara tidak sesuai harapan.
Kejadian unik ini terjadi di wilayah Kecamatan Unyur, Kota Serang, Banten. Tidak mau rugi, oknum timses caleg itu dilaporkan marah karena perolehan suara yang didapat tidak memenuhi keinginan.
“Kejadiannya di kampung saya di Unyur (Kecamatan Serang-red). Uangnya diminta lagi karena perolehan suaranya enggak sesuai,” kata warga Unyur yang enggan disebutkan namanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Sabtu 17 Februari 2024.
Praktik money politic untuk mendongkrak jumlah suara, seakan menjadi lumrah. Suara masyarakat dibeli demi mencapai tujuan yang diidamkan.
BACA JUGA:Tilep Uang 1 Miliar, Wanita Cantik Pandeglang Jadi Buronan
Masih dilansir dari radarbanten.co.id, salah satu timses caleg yang enggan menyebutkan identitasnya mengatakan jika jelang hari pencoblosan ratusan amplop yang berisi uang tunai Rp 100 ribu disebar pada masyarakat.
“Kalau ga ada duit susah, warga pada nanyain,” ungkapnya, dikutip INFORADAR.ID dari radarbanten.co.id pada Senin 19 Februari 2024.
Bak simbiosis mutualisme, caleg yang membutuhkan suara dan masyarakat yang membutuhkan uang berjumpa dalam ajang pesta demokrasi, Pemilu 2024.
Namun, timses caleg mesti sadar bahwa memberikan uang serangan fajar tidak serta merta akan memberikan pula hasil yang memuaskan.
Praktik money politic, bagaimana pun bentuknya, adalah hal yang tidak patut dilakukan.
BACA JUGA:Aplikasi Sirekap Pemilu 2024 Punya Rating Buruk, Jadi Tidak Terpakai
Masyarakat yang membutuhkan uang, seakan menjadikan momen Pemilu 2024 untuk mendapatkan uang secara cuma-cuma sebanyak-banyaknya.
Misalnya, seorang pria di Kabupaten Pandeglang ini mengaku pada INFORADAR.ID jika dirinya mendapatkan uang serangan fajar hingga Rp 600 ribu dari beberapa timses caleg.
"Lumayan, kemaren dapet sekitar 600 ribu, dapet dari 6 caleg kalo gak salah mah," ceritanya pada INFORADAR.ID pada Senin 19 Februari 2024.
Pria yang kesehariannya sebagai kuli angkut di Pasar Pandeglang yang tidak mau disebutkan namanya ini pun mengaku jika uang yang didapatkannya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Saya keliling, ke tempat-tempat caleg, minta amplop, eh dikasih, ya lumayan buat beli beras," jelasnya.
Ketika ditanya oleh INFORADAR.ID caleg mana yang ia pilih dirinya merahasiakannya, dan berkata "yang saya coblos, yang paling gede amplopnya", katanya sembari tertawa. (*)
BACA JUGA:Kalah Nyaleg di Pemilu 2024? Tenang, RSUD Berkah Pandeglang Siapkan Ruang Khusus untuk Caleg Depresi