INFORADAR.ID- Selain lampion, pertunjukan barongsai dan kembang api, Tahun Baru Imlek juga diramaikan dengan petasan.
Tahun Baru Imlek adalah waktu yang meriah dengan petasan dan kembang api. Ini bukan sekadar hiburan, ada makna dan filosofi positif di baliknya.
Wisatawan yang merayakan atau menyaksikan Tahun Baru Imlek mungkin sudah tidak asing lagi dengan prosesi pembakaran petasan.
Bunyinya petasan menambah semarak suasana malam Imlek. Namun, tahukah Anda bahwa petasan sebenarnya bagian dari tradisi imlek digunakan untuk mengusir setan.
Dalam budaya tradisional Tionghoa, petasan pada awalnya digunakan untuk menakut-nakuti monster bernama Nian.
BACA JUGA:Tak Hanya Bagi Angpao, 8 Tradisi Imlek di Indonesia Perayaannya Sarat Makna
penemuan petasan berawal dari orang Cina yang ingin mengusir roh jahat yang memangsa penduduk desa dan hewan ternak.
Mereka kemudian menemukan cara untuk membakar bambu kering untuk menghasilkan suara ledakan. Suara ini dipercaya mampu mengusir iblis bernama Nian.
Petasan telah menjadi tradisi Tahun Baru Imlek sejak saat itu.
Saat ini, menyalakan petasan tidak hanya menjadi cara untuk merayakan datangnya Tahun Baru Imlek, tetapi juga menjadi cara untuk memeriahkan perayaan.
Dalam bahasa Tionghoa, petasan secara harfiah berarti bambu yang meledak. Selama Dinasti Tang (618-907), orang Tiongkok menemukan bahwa jika memasukkan bubuk mesiu ke dalam lubang pada batang bambu dan melemparkannya ke dalam api, maka akan terjadi ledakan yang keras. Saat Dinasti Song (960-1279), tabung kertas menggantikan tongkat bambu.
Petasan yang dibungkus dengan cat merah lambat laun menjadi populer untuk memeriahkan festival dan ritual keagamaan.
Hingga kini petasan kerap kali digunakan dalam perayaan keagamaan atau acara spesial lainnya.(*)
BACA JUGA:Menyambut Imlek Dapat Kue Kerangjang? Ternyata Bukan Kue Biasa, Ini Makna Kue Keranjang