"Imah Kopi ini menjanjikan destinasi wisata kembali kepada alam. Orang kota biasanya ingin kembali kepada habitatnya sambil ngopi sambil menikmati pemandangan alam," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Imanuddin Sahabat mengungkapkan, mengapa pihaknya berdagang kopi.
"Banten mungkin bukan menjadi produsen kopi, karena kita hanya berkontribusi 0,2 persen, rata-rata 2000 ton per tahun produksinya. Padahal secara nasional mencapai 798.000 ton, kami berdagang Kopi Banten dalam konteks adalah bagaimana Banten punya sejarah dari Abad ke-17 sudah menanam kopi di sini, ada kopi berusia 100 tahun masih berbuah ini sangat luar biasa kopi Lawang Taji," katanya.
Berbicara tentang tradisi, dituturkan Imaduddin, bagaimana orang Banten belum lengkap kalau minum kopi itu pakai tatakan gelasnya, itu adalah tradisi. Kemudian Banten juga punya tradisi budaya katanya kalau makan durian tanpa kopi rasanya kurang.
"Jadi nanti harapan kita orang luar datang ke Banten tidak hanya mencari durian tetapi juga mencari kopi Banten. kan kita harapkan Imah kopi ini dibangun, harapan kita menjual kopi tidak hanya menjual kopi biasa, terlalu murah, kita harapkan ada pengalaman bagaimana menikmati kopi dari mulai menanam sampai diseduh sampai disajikan itu harapan kita ke depan kopi Banten bisa menjadi juara di Dunia," katanya. (*)