INFORADAR.ID - Terhitung sejak bulan Mei hingga Agustus 2023 kemarin, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah memberangkatkan beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dalam program IISMA (Indonesian International Student Mobility Award) 2023 ke beberapa universitas ternama dunia, salah satunya Amerika Serikat. Mereka akan menjalani program pertukaran pelajar yang dibuka untuk mahasiswa internasional selama satu semester, atau sekitar 3-5 bulan kedepan.
Menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Negeri Paman Sam ini tidaklah mudah bagi mereka. Hal tersebut dikarenakan banyak dari mereka yang memang baru pertama kalinya mengikuti program ini dan tinggal di luar negeri. Seringkali mereka mengalami culture shock dan perbedaan lain ketika baru mendaratkan dirinya pertama kali di Amerika ini, salah satunya adalah mengenai perbedaan sistem pendidikan dan pengajaran yang berbeda antara Amerika dan di Indonesia sendiri.
Perbedaan pendidikan antara Indonesia dan Amerika sebenarnya tidak terlalu jauh beda. Dilansir dari Instagram @yale.indonesia, Eka Tiara (awardee IISMA di Yale University 2023) mengatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia dan di Yale tidak jauh berbeda, seperti dosen akan memberikan silabus pembelajaran selama 15 pertemuan kedepannya (23/8). Namun, memang ada beberapa hal yang membedakan antara pembelajaran di Indonesia dan Amerika, mulai dari materi, dosen, dan tempat belajar sendiri.
1. Terdapat Office Hours Di setiap universitas di Amerika terdapat Office Hours, dimana mahasiswa dapat datang untuk bertanya dan berkonsultasi dengan dosen atau teaching assistant diluar perkuliahan mengenai materi yang belum dapat dipahami atau mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Mereka akan membuka dan menyediakan waktu luang mereka bagi mahasiswa tersebut.
Saffana Nur Aulia sebagai IISMA Awardee di Michigan State University mengatakan bahwa dosen disini sangat peduli dengan mahasiswa di sana. Jika memang ada yang belum dimengerti atau ada pertanyaan seputar mata kuliah tersebut, dosen atau teaching assistant akan membuka office hours. Bahkan salah satu professor mata kuliah disana pernah berkata bahwa “I never fail my students, I never want to be a burden for their students” (28/9).
2. Materi Pre reading yang harus dibaca sebelum kelas Sebenarnya beberapa universitas di Indonesia sudah hbanyak yang menerapkan cara ini, yaitu memberikan pre reading bagi mahasiswa sebelum kelas dimulai. Namun, yang membedakan adalah jumlah materi yang harus dibaca.
“Kami mahasiswa diberikan materi pre reading sebelum kelas dimulai, satu sesi bisa berjumlah 20 halaman dan jika di jumlah keseluruhannya ada sekitar 200 halaman per mata kuliah. Jika tidak membacanya terlebih dahulu, kita akan mengalami kesulitan ketika sesi diskusi di kelas” kata Richelle Bertly Josefano, IISMA Awardee University of Pennsylvania 2023 (28/9).
3. Perpustakaan yang buka 24 jam Setiap kampus di Amerika banyak sekali perpustakaan yang buka selama 24 jam yang mana hal tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa sana untuk belajar dan agar tetap produktif. Richelle mengatakan bahwa disana ada sekitar 10 perpustakaan di University of Pennsylvania yang buka 24 jam agar mahasiswa disana nyaman untuk belajar (28/9).
Itulah beberapa perbedaan antara sistem pendidikan dan fasilitas antara universitas di Indonesia dan Amerika yang dirasakan beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani program IISMA di Negeri Paman Sam ini. (*)
Penulis: Annisa Sofiatun Naza, Universitas Andalas