SERANG, INFORADAR.ID --- Konsumsi rokok di wilayah perkotaan dan beras di perdesaan menjadi penyebab bertambahnya penduduk miskin di Provinsi Banten.
Hal itu terungkap dari rilis berita resmi statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Senin, 16 Januari 2023.
Bahwa bertambahnya penduduk miskin di Banten akibat konsumsi rokok kretek filter dan beras sebagai penyumbang terbesar.
Statistisi Ahli Madya Indra Warman mengatakan, presentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 6,24 persen. "Meningkat dibandingkan kondisi Maret 2022 yang sebesar 6,16 persen," ujar Indra saat membacakan berita resmi statistik, Senin, 16 Januari 2023.
Indra menerangkan, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Banten. Yakni kenaikan harga bahan bakar minyak pada September 2022 dan inflasi umum periode Maret 2022-September 2022 sebesar 3,08 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi umum periode September 2021-Maret 2022 sebesar 2,70 persen. Selain itu, ada juga pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2022 tumbuh sebesar 6,15 persen (y-on-y), meningkat dibandingkan triwulan I 2022 yang tumbuh sebesar 2,92 persen. "Ada juga NTP (nilai tukar petani-red) September 2022 sebesar 99,97 persen meningkat dibanding Maret 2022 sebesar 99,03 persen," tuturnya.
Pada Agustus 2022, lanjut Indra, persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 8,09 persen. "Daerah perkotaan sebesar 8,13 persen. Lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan sebesar 7,95 persen," ujarnya. Upah nominal buruh tani pada September 2022 Rp67.910 per hari naik sebesar 1,43 persen dibandingkan pada Maret 2022 yang sebesar Rp66.952 per hari yang juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Banten.