TANGERANG, INFORADAR.ID - Demi memantapkan hobinya sebagai pembalap dan perakit motor balap, Domi rela berhenti sebagai anggota Korps Brimob Polri.
Pria yang kini berusa 45 tahun senang balap motor sejak kecil.
"Bahkan saat menjadi anggota Polri pun saya suka balap motor, baik yang liar maupun di beberapa ajang kejuaraan resmi," ujarnya, Kamis 7 Juli 2022.
Dari kegemaran itu, pria yang tinggal di Curug, Tangerang, ini harus meninggalkan profesinya sebagai polisi karena acap kali menjadi sorotan sebagai pembalap liar.
"Saya tidak khawatir soal itu, saking hobi di dunia otomotif, saya rela hengkang dari anggota Polri dan concern ke dunia otomotif ini," ujar Domi
Akhirnya pemilik Bosdom Racing cukup terkenal di Indonesia. Beberapa kali ikut berbagai ajang perlombaan hingga di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Bosdom artinya Bos Domi. Padahal nama asli saya bukan Domi. Nama asli saya Tudi Mahari Yulianto," ungkapnya.
Mengapa akrab dipanggii Domi? Bermula dari orangtua yang berdagang sembako pada 1992 di Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.
Tudi Mahari Yulianto alis Domi (kiri) di bengkelnya.--
Gara-gara dirinya setiap malam mengantongi mi Instan, maka dirinya dipanggil Domi.
"Nah gegara bawa mi instan terus, akhirnya salah satu anggota DPRD Kabupaten Tangerang Pak Imam Turmudzi memberikan nama Domi," ungkapnya.
Dirinya mengakui jika menjadi promotor balap liar dan sering balapan saat jadi anggota Polri, secara etika kurang dibenarkan oleh siapapun.
"Saya lebih dulu menjadi pembalap daripada menjadi anggota kepolisian. Bahkan saat menjadi anggota kepolisian pun saya suka balap," imbuh Domi.
Di kepolisian dirinya bertugas dari tahun 1998 hingga 2004. Setelah hengkang dari kepolisian, tidak langsung membuka bengkel motor custom, malah menjadi tukang servis handphone hingga tahun 2012. Mulai tahun 2012 membuka Bosdom Racing hingga saat ini.
"Saya berharap agar pemerintah pusat menyediakan tempat untuk arena balap motor resmi, sehingga yang suka balap motor bisa tersalurkan dengan baik," pungkasnya. *