Tok..tok..tok...
Shifa mendengar suara ketukan. Dia mengira berasal dari pintu kamar kos yang lain. Tapi setelah diperhatikan, suara ketukan itu ternyata dari jendela kamarnya.
Pagi harinya, Shifa bercerita kepada Manda tentang suara ketukan di jendela. Manda lalu membuka gorden dan jendela yang berhadapan dengan pintu kamar mereka.
Ternyata, Manda cuma melihat genting rumah di bawah kamar kos mereka. Tidak mungkin ada orang bisa mengetuk jendela kalau tanpa bantuan tangga.
Manda yang usianya lebih tua, menenangkan Shifa. “Udah nggak usah dipikirin,” kata Manda.
Beberapa hari kemudian, Shifa dan Manda balik lagi ke tempat kos. Mereka meminta izin kepada pemilik rumah makan untuk mengambil kunci yang tertinggal di kamar kos.
Pas menaiki tangga di garasi tempat kos, mereka berpapasan dengan seorang perempuan yang tidak mereka kenal. Perempuan ini berambut keriting sepanjang bahu. Memakai kaus yang dipadu celana putih. Wajahnya perempuan ini datar.
Di tangga, perempuan berambut keriting ini melemparkan senyum kepada Manda. Ramah.
Namun, tidak kepada Shifa. Wajah perempuan ini berubah menjadi sinis.
Shifa mencium bau tubuh perempuan berambut keriting itu. Menurutnya, baunya aneh. Menyengat seperti bau cairan pemutih pakaian.
Shifa tidak memedulikannya. Bersama Manda, Shifa berjalan ke kamar mereka. Mengambil kunci yang tertinggal.
Saat menuruni tangga yang sama, Shifa dan Manda kembali berpapasan dengan perempuan berambut keriting sebahu. Perempuan ini menaiki tangga. Shifa kembali mencium bau tubuh perempuan itu.
Perempuan ini kembali tersenyum kepada Manda. Tapi, tetap sinis kepada Shifa.
“Ini orang kenapa,” batin Shifa.