INFORADAR.ID - Saat ini seluruh wilayah Banten sudah berada pada musim kemarau.
Namun musim kemarau bukan berarti sudah tidak ada hujan sama sekali sebab potensi turunnya hujan masih tetap ada.
Kordinator Bidang Data dam Informasi BBMKG Wilayah II Sutiyono mengatakan bahwa hujan yang kerap turun belakangan ini merupakan dampak tak langsung dari sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah Selatan Banten.
"Sirkulasi siklonik inilah yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Banten," ujarnya saat dihubungi, Rabu 1 Juni 2022.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik.
Selain itu, sambung Sutiyono, ada kelembabapan yang cukup basah dari lapisan bawah hingga lapisan atas mengindikasikan uap air yang tersedia di wilayah Banten cukup basah untuk pembentukan awan hujan.
Pembentukan awan hujan itu terutama di wilyah Banten dan Stabilitas Atmosfer menunjukan kondisi atmosfer labil di wilyah Banten.**
Reporter/Editor: Ahmad Lutfi