Disway Award

Wakil Ketua DPR Sarankan SPPG Cicipi Menu MBG Sebelum Dibagikan

Wakil Ketua DPR Sarankan SPPG Cicipi Menu MBG Sebelum Dibagikan

Potret MBG-TikTok-@Qim Jongkok

INFORADAR.ID- Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan perlu Langkah pencegahan supaya terhindar dari kasus keracunan massal ( MBG) Makan Bergizi Gratis.

Ia menyarankan kepada dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk mencicipi menu makanan sebelum didistribusikan ke sekolah.

Cucun Ahmad selaku wakil ketua DPR juga menyatakan bahwa dapur SPPG harus melakukan tes organoleptik, dengan melihat, mencium, dan mencicipi menu MBG sebelum diberikan.

BACA JUGA:Seren Taun Kesepuhan Cisungsang 2025: Rangkaian Kegiatan pada 25 September

BACA JUGA:Blibli Gelar Promo Glad2Glow, Dapatkan Produk Perawatan Kulit dengan Harga Terjangkau

Wakil ketua DPR tersebut juga berpendapat bahwa dapur SPPG seharusnya dibekali oleh alat uji pangan, supaya memastikan standar operasional yang diterapkan Badan Gizi Nasional diimplementasikan dengan baik.

Sejak berjalannya program prioritas ini, wakil ketua DPR sudah tercatat di sejumlah wilayah terdapat kasus keracunan MBG, menurut jaringan pemantau pendidikan Indonesia (JPPI) tercatat ada sekitar 5.360 anak dan warga yang terdampak.

Namun, Lembaga lain seperti Kementerian Kesehatan, BGN, dan BPOM memiliki data yang berbeda, Lembaga tersebut menyatakan ada sekitar 6.452 kasus keracunan menu MBG per September 2025.

BACA JUGA:Cara Mudah Ajukan KUR BRI 2025 Secara Offline dan Online, Ikuti Langkah-Langkah Ini

BACA JUGA:Banten Catat Pendapatan Triliunan hingga Agustus 2025, Pertumbuhan Ekonomi Ngebut

Akibat banyaknya kasus keracunan masal menu MBG, akhir-akhir ini muncul desakan untuk memberhentikan sementara program prioritas MBG ini.

Desakan pemberhentian program menu MBG ini datang dari koalisi masyarakat sipil, yaitu Komisi Perlindungan Anak (KPAI), Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), dan Indonesia Corruption Watch (ICW).

Sedangkan Nanik S. Deyang selaku Wakil Kepala BGN Menilai kasus keracunan massal ini disebabkan karena SOP yang tidak dijalankan oleh pihak dapur SPPG.

Saat ini pihak BGN telah melakukan pengawasan ketat dan meminta koordinator regional untuk mengecek langsung dapur supaya tetap mengedepankan SOP dan petunjuk teknis yang sudah ditetapkan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: