Risiko Dibalik Fenomena Konten Quotes di Media Sosial

INFORADAR.ID – Belakangan ini konten-konten berisi quotes singkat yang dibalut dengan video acak dan musik galau sedang mendominasi linimasa TikTok dan media sosial lainnya.

Konten semacam ini cenderung sederhana. Namun, ampuh mencuri perhatian karena berhasil menyentuh sisi emosional audiens.

Biasanya, video tersebut memuat kutipan-kutipan seputar kegalauan, motivasi, atau keresahan umum yang dirasa relatable oleh banyak orang.

Tak sedikit yang langsung membagikannya karena merasa terwakili oleh kalimat-kalimat tersebut. Namun, dibalik popularitasnya ada sisi lain dari fenomena ini yang patut dipikirkan secara kritis.

BACA JUGA:Ini 4 Kebiasaan di Sosial Media yang Menghambat Produktivitas Kerja, Salah Satunya Ini

1. Resonansi Emosional Jadi Kunci Viralnya Konten Quotes

Dalam kacamata sosiologi, fenomena ini bisa dijelaskan melalui resonance theory atau teori resonansi.

Teori ini menyebut bahwa suatu pesan akan diterima dengan kuat oleh masyarakat jika sesuai dengan pengalaman atau emosi yang mereka miliki.

Misalnya, ketika seseorang melihat konten tentang patah hati akibat perselingkuhan dan ia pernah mengalaminya, maka konten itu akan terasa lebih mengena dan mudah diterima.

Inilah yang membuat konten-konten quotes begitu cepat menyebar karena terasa relate secara personal bagi banyak pengguna.

2. Kemudahan Produksi dan Efek Domino

Format konten seperti ini tidak membutuhkan banyak usaha, cukup satu kutipan yang menyentuh, video acak sebagai latar, dan musik yang sesuai mood.

Dengan potensi viral yang tinggi dan proses pembuatan yang simpel, tidak heran banyak orang ikut-ikutan membuat konten serupa, baik untuk mencurahkan perasaan pribadi maupun sekadar mencari engagement.

Namun, di sinilah letak masalahnya. Ketika semua orang bisa membuat dan menyebarkan pesan yang bersifat emosional tanpa konteks atau keahlian, risiko overgeneralisasi dan misinformasi pun mengintai.

Sumber: