Disway Award

Ketika Soekarno Mengangkat Titiek Puspa sebagai Simbol Budaya di Tengah Invasi The Beatles

Ketika Soekarno Mengangkat Titiek Puspa sebagai Simbol Budaya di Tengah Invasi The Beatles

Titiek Puspa musisi legendaris lintas generasi tutup usia-@musicaklasik-Instagram

Titiek Puspa: Wajah Kesenian Indonesia

Dalam suasana politik dan budaya yang menekankan keaslian lokal, pemerintah memberi ruang lebih luas kepada musisi dalam negeri. 

Titiek Puspa, yang tengah menanjak popularitasnya, menjadi salah satu nama yang sering diundang dalam perhelatan resmi dan menjadi representasi budaya yang disoroti.

Lagu-lagu yang ia bawakan cenderung mengangkat nilai-nilai kehidupan, kebudayaan, dan nasionalisme, menjadikannya sosok yang dianggap mewakili semangat zamannya.

Walaupun tidak secara formal dijadikan “penyeimbang” musik Barat, kehadiran Titiek Puspa di media dan panggung resmi menjadikannya simbol dari kebudayaan nasional yang dipromosikan pemerintah kala itu.

BACA JUGA:Titiek Puspa Tutup Usia, Dunia Musik Indonesia Berduka

BACA JUGA:Motorola Luncurkan Moto G Stylus 2025: Smartphone Tangguh dengan Fitur Kelas Atas di Segmen Menengah

Musik Barat Tetap Digemari, Namun Budaya Lokal Tidak Hilang

Walaupun dilarang, musik Barat seperti The Beatles tetap dicari diam-diam oleh sebagian anak muda. 

Mereka mendengarkannya melalui kaset bajakan atau siaran luar negeri, menandakan bahwa daya tarik budaya asing tetap besar.

Kendati begitu, langkah Soekarno merupakan usaha nyata untuk mempertahankan kedaulatan budaya Indonesia. 

Perjuangan ini bukan hanya terjadi di bidang ekonomi atau politik, tetapi juga di dunia seni dan hiburan.

Titiek Puspa, dalam konteks itu, bukan sekadar penyanyi. Ia adalah sosok yang turut berkontribusi menjaga kebanggaan nasional lewat karya-karyanya yang khas dan penuh pesan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: