Pengepungan di Bukit Duri, Perlawanan Sengit Antara Guru dan Murid Berandal
Poster film Pengepungan di Bukit Duri -Instagram @comeandseepictures-
INFORADAR.ID - Sutradara kenamaan Joko Anwar kembali menghadirkan karya terbaru berjudul Pengepungan di Bukit Duri. Film ini diproduksi oleh Come and See Pictures dan dijadwalkan tayang pada 11 April 2025 mendatang.
Dibintangi oleh Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, dan Endi Arfian, film ini mengangkat kisah dramatis tentang perjuangan seorang guru dalam menghadapi murid-murid berandal di lingkungan brutal.
Dalam Trailer berdurasi dua menit 18 detik yang diluncurkan melalui kanal YouTube Come and See Picture, terlihat film ini menceritakan tentang ketegangan yang terjadi di Bukit Duri. Sebuah perlawanan dramatis antara seorang guru dan murid-murid berandal yang dipenuhi dengan kekerasan, ketidakadilan, dan perjuangan untuk bertahan hidup.
Edwin, seorang guru yang idealis dan penuh dedikasi, menemukan dirinya berada di tengah sistem pendidikan yang keras dan tidak berpihak pada mereka yang benar. Ia mengabdikan dirinya untuk mengajar di sebuah sekolah yang menampung murid-murid buangan, remaja yang sudah kehilangan arah dan berada di lingkungan yang penuh kriminalitas.
BACA JUGA:Adaptasi Indonesia, A Business Proposal Siap Tayang 6 Februari 2025
BACA JUGA:Adaptasi A Business Proposal Versi Indonesia Tuai Kontroversi, Penonton Ancam Boikot
Sebagai pendidik, Edwin menyadari bahwa perjuangan seorang guru bukan hanya sekadar mengajar, tetapi juga membentuk karakter murid-muridnya agar memiliki masa depan yang lebih baik. Namun, kehadirannya di sekolah tersebut justru menjadi ancaman bagi para penguasa jalanan, termasuk Jeffre, sosok murid yang menjadi simbol dari kebobrokan sistem.
Sebuah video viral memperlihatkan sekelompok anak SMA yang memukuli guru mereka tanpa ampun. Video tersebut menjadi pemicu bagi Edwin untuk mencari kebenaran dan menghadapi ancaman yang semakin besar.
Keputusannya untuk tetap mengajar di sekolah tersebut membawanya pada situasi yang lebih berbahaya. Ia berusaha menemukan seorang anak yang menjadi kunci dari semua masalah ini. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan berbagai pihak yang mengingatkannya akan kerasnya realitas yang harus dihadapinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: