Mengenal Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Lebih Akrab

Mengenal Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Lebih Akrab

Badak bercula satu, hewan langka di Taman Nasional Ujung Kulon-rewild-instagram.com

INFORADAR.ID - Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) adalah kawasan konservasi yang didirikan pada tahun 1992. Terletak di Provinsi Banten, Taman Nasional Ujung Kulon memiliki luas 122.956 hektar dan terkenal sebagai rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna langka.

Taman Nasional Ujung Kulon dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Berbagai organisasi non-pemerintah juga terlibat dalam upaya konservasi serta edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan. 

Pengunjung dari berbagai penjuru, termasuk wisatawan lokal dan internasional, juga menjadi bagian penting dalam menjaga keberadaan Taman Nasional Ujung Kulon.

Taman Nasional Ujung Kulon secara resmi didirikan pada tahun 1992. Sejak saat itu, taman ini telah berfungsi sebagai suaka untuk Badak Jawa, serta sebagai situs konservasi yang semakin penting seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang perlunya pelestarian biodiversitas.

Kawasan TNUK berada di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, ini mencakup area darat dan perairan, termasuk pulau-pulau kecil seperti Pulau Peucang dan Pulau Panaitan, yang menawarkan keindahan alam yang unik.

BACA JUGA:10 Provinsi dengan Jumlah Pulau Terbanyak di Indonesia

Tujuan Pendirian Taman Nasional Ujung Kulon


Badak Jawa yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon.- Stephen Belcher Photography / WWF -

Tujuan utama didirikannya Taman Nasional Ujung Kulon adalah untuk melindungi ekosistem dan spesies yang terancam punah, khususnya Badak Jawa yang kini populasinya sangat terbatas.

Selain itu, pendidikan tentang konservasi dan ekowisata menjadi alasan penting lainnya untuk menjaga keberadaan taman ini agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon dilakukan melalui berbagai metode, seperti pembatasan akses ke area tertentu, pengawasan terhadap aktivitas ilegal, dan program-program edukasi bagi masyarakat sekitar.

Kegiatan wisata yang bertanggung jawab juga diorganisir untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian alam.

Selain itu, kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan lembaga internasional, sangat penting untuk mendukung upaya ini.

Luas dan Keanekaragaman Hayati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ujungkulon.org