Keunikan Sistem Pendidikan Berkualitas dengan Keterbatasan Fasilitas di Desa Gekbrong, Cianjur

Keunikan Sistem Pendidikan Berkualitas dengan Keterbatasan Fasilitas di Desa Gekbrong, Cianjur

Potret pembelajaran siswa dan siswa di DTA Al-Mutaalimun. -doc pribadi/Taswiah Asma-

INFORADAR.ID – Mahasiswa Al-Ghifari telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Loji, Desa Gekbrong, Kabupaten Cianjur mulai tanggal (07/02-09/03/24).

Terdapat banyak program kerja yang telah dilakukannya dalam pengabdian tersebut, mulai dari pendidikan hingga praktik lapangan memabantu masyarakat sekitar. 

Pada hari Jumat (23/02/24), para mahasiswa pengabdian KKN Universitas Al-Ghifari telah melakukan kunjungan di salah satu Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA yang terdapat di sekitar desa tersebut. 

Desa Gekbrong yang berada di kaki gunung Gede Pangrango ini memiliki sistem pendidikan yang menarik, di mana pendidikan di daerah tersebut menerapkan kesetaraan antara sekolah diniyah dan negeri. 

BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Wisata Alam Curug Goong di Cianjur Bersama Mahasiswa KKN Universitas Al-Ghifari


Potret pembelajaran di DTA Al-Mutaalimun.-doc pribadi/Taswiah Asma-

Selain diwajibkan mengikuti pendidikan Sekolah Dasar, siswa juga diwajibkan mengikuti pembelajaran diniyah yang sesuai dengan tingkat sekolah negeri yang tengah dijalaninya, tingkat 1-6.

Namun dari pada itu,  sistem pendidikan yang diterapkan tersebut tidak sebanding dengan fasilitas yang tersedia di madrasah tersebut. 

Banyaknya siswa diniyah di DTA Al-Mutaalimun mencapai 160 siswa dengan kondisi bangunan yang hanya tersedia sebanyak 3 kelas saja.

Dengan demikian, mereka harus menunggu giliran tempat untuk bisa melakukan pembelajaran dengan menerapkan sistem kelas bergilir.

Mutia, salah satu pengajar di DTA Al-Mutaalimun mengungkapkan bahwa banyaknya siswa-siswi yang belajar di DTA tersebut dengan adanya fasilitas pendidikan yang minim.

BACA JUGA:Mau Dapet Cuan Selagi Jadi Mahasiswa? Manfaatkan Keahlianmu dengan 6 Cara Ini

"Di sini muridnya ada 160 santri. Keadaannya begini, kurang memadai dengan santri yang jumlahnya cukup banyak," ujar Mutia pengajar di DTA Al-Mutaalimun.


Potret pembelajaran diniyah dengan fasilitas terbatas di DTA Al-Muttalimun. -doc pribadi/Taswiah Asma-

Meskipun kurangnya fasilitas tidak menjadi penghalang para siswa dan para guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. 

Besar harapan para siswa, guru, komite dan juga masyarakat setempat untuk memiliki jumlah ruangan beserta  fasilitas ruangannya yang sesuai dengan kebutuhan para siswa dan guru di DTA tersebut.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: