Kasus DBD di Kota Tangerang Tahun Ini Menurun, Ini Upaya yang Dilakukan Dinkes

Kasus DBD di Kota Tangerang Tahun Ini Menurun, Ini Upaya yang Dilakukan Dinkes

suasana pemeriksaan jentik nyamuk oleh Jumantik-Angger Gita Reza-

INFORADAR.ID - Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyebut kasus demam berdarah di Kota Tangerang tahun ini menurun. 

Turunnya kasus DBD di Kota Tangerang tahun ini dapat dilihat dan dibandinggkan dengan kasus DBD tahun lalu.

Apa saja upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam hal menurunkan angka kasus DBD tahun ini?

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Harmayani mengatakan, jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama jumlah kasus DBD di Kota Tangerang mengalami penurunan.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu periode atau bulan yang sama tahun ini mengalami penurunan. Yakni tahun 2023 dibulan Januari terdapat 81 kasus, dan Februari ada 51 kasus. Sedangkan pada 2024, jumlah kasus DBD di Januari mencapai 71 kasus dan Februari 14 kasus.

"2024 di Januari ada 71 kasus, dan Februari 14 kasus," ujarnya, Kamis 29 Februari 2024.

BACA JUGA:Kasus DBD Semakin Meningkat, Dinkes Kota Tangerang Minta Masyarakat Menjaga Kebersihan Lingkungan

Hermayani mengatakan, langkah langkah sudah dilakukan Dinas Kesehatan untuk menekan angka kasus DBD. Antara lain dengan terus menerus mengedukasi masyarakat dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 4M plus, melakukan koordinasi dengan rumah sakit dan puskesmas dalam penanganan kasus, memperkuat mekanisme pencatatan dan pelaporan kasus, menyediakan alat diagnostik laboratorium (NS1 dan IgG/IgM), dan ketersediaan bed rumah sakit yang memadai untuk perawatan.

Harmayani mengatakan, DBD akan terus ada bila masyarakat lengah. Hal itu disebabkan karena sumber penularan atau faktor pembawa penyakitnya  adalah nyamuk  Aedes aegypty yang berkembangbiak ketika lingkungan nya mendukung  banyak air menggenang.

Menurutnya, dengan kondisi saat ini yang banyak hujan maka resiko itu akan tetap muncul jika tidak dilakukan upaya pengendalian  lingkungan atau pemberantasan sarang nyamuk secara berkesinambungan dan terus menerus.

"Upaca pencegahannya dapat dilamukan dengan 4M menguras, mengubur, menutup plus menggunakan anti nyamuk. Satu ekor nyamuk bertelur sekitar 300 ribuan telur, dan telur telur itu menetas setelah saru minggu menjadi nyamuk dewasa," imbuhnya.

" Maka sebaiknya pemberantasan sarang nyamuk ini dilakukan seminggu sekali minimal. Bagus lagi kalo satu rumah ada satu Jumantik dan juru pemantau jentik dimasing2 rumah tangga," pungkasnya. (8)

BACA JUGA:Kasus DBD di Lebak Banten Melonjak 773 Kasus dan 4 Meninggal Dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: