Hasan Tata Abbas, Pria Asal Pandeglang Banten yang Jadi Asisten Imam Masjid Nabawi
Ilustrasi Cerita Hasan Tata Abbas yang Jadi Asisten Imam Masjid Nabawi-Konevi-pixabay.com
INFORADAR.ID - Tidak banyak yang mengenal Hasan Tata Abbas. Hal ini dikarenakan Hasan jarang bersentuhan dengan publik dan lebih banyak menghabiskan waktunya di Maarots Kadimiyah Masjid Nabawi.
Namun siapa sangka, pria asal Banten ini adalah orang Indonesia yang terpilih menjadi pelayan atau asisten salah satu imam Masjid Nabawi di kota suci Madinah.
Setiap harinya, Hasan membantu Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qasim, salah satu dari tujuh imam Masjid Nabawi, dalam berbagai hal, mulai dari menyiapkan kamar hingga menyajikan makanan dan minuman.
Tidak hanya itu, Hassan juga sering menemani sang imam untuk menjamu para tamu. Dia menyajikan qohwah (teh yang dicampur dengan rempah-rempah), minuman khas Arab Saudi untuk para tamu dan syekh.
Hasan bekerja sebagai asisten dari fajar hingga senja. Di pagi hari, Hassan memulai aktivitasnya di Masjid Nabawi Maarots Kadimiyah, yang terletak tepat di depan pintu 309. Sore hari, setelah salat Ashar, Hasan berpindah ke Masjid Nabawi.
Hasan yang sudah bekerja di sana sejak 2004 mengaku tidak pernah menyangka akan menjadi asisten imam di Masjid Nabawi. Saat itu, ia baru saja menyelesaikan pendidikannya di sebuah pesantren di Pandeglang, Banten.
Hasan kemudian melamar pekerjaan di Arab Saudi melalui kafil (sponsor) Bin Laden Group dan ditempatkan di Masjid Nabawi. Dia terpilih dan diwawancarai bersama 47 pelamar lainnya dari seluruh dunia.
Meskipun bekerja sebagai pelayan, Hasan mengaku bangga dengan posisinya. Selain dekat dengan para ulama besar, ia dapat beribadah di Masjid Nabawi kapan pun ia mau. Ini termasuk mengunjungi Raudhah.
Selama menjadi asisten Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qasim, ia sering bertemu dan melayani para ulama besar, termasuk Imam Masjidil Haram dan Imam Masjid Nabawi.
Tidak hanya sering bertemu dengan para ulama, beliau juga mengalami beberapa kejadian yang tidak dapat dijelaskan oleh logika.
"Suatu ketika ada seorang pria yang datang mengunjungi Syekh dengan pakaian lusuh. Namun Syekh membiarkannya masuk meskipun protokol melarangnya. Dia tidak mengatakan apa-apa sampai dia berada di dalam," kata Hasan pada laman nuonline.com dikutip INFORADAR pada Jumat 9 Juni 2023.
Hasan kemudian sempat menawarkan makanan dan minuman. Tapi tamu tersebut tidak menyentuh makanan yang disajikan.
"Pakaiannya lusuh, tidak putih dan bersih, tetapi ia wangi dan berbau harum. Syekh mengatakan bahwa ia tidak tahu apakah ia seorang malaikat atau sekelompok orang. Ia mengatakan bahwa ia hanya seorang kekasih Allah," pungkas Hasan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: nuonline.com