Imlek selalu Identik dengan Warna Merah? Inilah Sejarah dan Asal-usulnya
Barongsai. Foto: Tangkapan layar laman Toped ------
Berdasarkan legenda, dahulu ada seekor naga yang bernama Nian yang tinggal di gua dan turun saat musim dingin untuk mencari mangsa saat ia kelaparan. Ia memangsa penduduk desa dan hewan ternak.
Suatu hari, ada penduduk yang melihat Nian lari ketakutan setelah bertemu anak kecil yang memakai baju berwarna merah. Penduduk mempercayai bahwa Nian takut dengan warna merah dan keramaian.
Sehingga setiap di akhir tahun, penduduk meletakkan lentera dan gulungan kertas berwarna merah di depan rumah. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Hal-hal inilah yang kemudian berkembang menjadi tradisi perayaan musim semi/Imlek.
Tahun Baru Imlek juga bertepatan dengan musim hujan. Kalau biasanya kita bermalas-malasan saat hujan turun, berbeda dengan orang-orang yang merayakan Imlek. Mereka akan berbahagia saat turun hujan saat Imlek, karena hujan disimbolkan dengan sumber rezeki.
Ada beberapa tradisi dan mitos yang berkembang dalam perayaan Imlek, seperti tidak boleh menyapu rumah saat perayaan Imlek karena mitosnya adalah kita menyapu seluruh rezeki kita. Jadi, kalau mau beberes rumah, sebaiknya dilakukan sebelum Imlek.
Mitos lainnya adalah orang yang belum menikah tidak boleh memberikan angpao. Konon katanya, kalau belum menikah dan memberikan angpao, nanti lama bertemu jodoh.
Editor: M Widodo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: