Muharam Sebagai Bulan Muhasabah

Muharam Sebagai Bulan Muhasabah

--


Oleh: Dr KH Encep Safrudin Muhyi, MM M.Sc, Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi, Pandeglang


Mukadimah

Muharam adalah bulan pertama dalam kalender hijriah. Muharam berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Tanggal 1 Muharam adalah hari tahun baru dalam agama Islam.

Keutamaan bulan Muharam selanjutnya yaitu disebut-sebut sebagai bulannya Allah SWT. Hal ini disebutkan dalam kutipan hadis berikut: "Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharam. (HR.Muslim)

    Umar bin Khattab menetapkan awal kalender hijriah pada 1 Muharam yang bertepatan dengan momen bersejarah bagi umat Islam yaitu hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi atau 1.444 tahun lalu. Bulan Muharam merupakan salah satu dari empat bulan yang disucikan dalam Islam.

    Kenapa bulan Muharam termasuk bulan yang dimuliakan? Alasan pertama mengapa bulan pertama dalam hitungan tahun hijriah dinamakan bulan Muharam sebab di bulan ini dahulunya orang-orang zaman jahiliah dilarang keras untuk melaklukan pembunuhan. Bulan ini adalah bulan yang mulia, tidak boleh ada seorang pun yang membunuh jiwa manusia lain.

    Peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Muharam di antaranya banyak sejarah yang mencatat kejadian kejadian yang terjadi pada 10 Muharam ini mulai dari terbebasnya Nabi Ibrahim dari kobaran api. Juga, pada 10 Muharam ini Nabi Adam diterima taubatnya setelah ia bersama Siti Hawa memakan buah terlarang di Surga.

Amalan Pada Bulan Muharam

Bertemunya dengan bulan Muharam merupakan kenikmatan tersendiri bagi seorang mukmin. Karena bulan ini sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya. Memulai awal tahun dengan ketaatan, agar pasti dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.

Abu Utsman an-Nahdi. mengatakan: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, sepuluh hari pertama bulan Zulhijah dan sepuluh hari pertama bulan Muharam”.

Berikut ini amalan-amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan ini:

Pertama: Puasa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

“Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram.”

Hadits ini sangat jelas sekali bahwa puasa sunnah yang paling afdhol setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharam. Maksud puasa di sini adalah puasa secara mutlak. Memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini, utamanya ketika hari ‘Asyura (10 Muharam). akan tetapi perlu diingat tidak boleh berpuasa pada seluruh hari bulan Muharam, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadan saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini adalah puasa yang paling afdhol bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdhol adalah puasa Daud”.

Kedua: Memperbanyak amalan saleh

Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar maka begitu pula perbuatan baik. Bagi yang beramal shalih pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hambanya.

Ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang dikehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang yang dapat menolak keutamaan-Nya.

Ketiga: Taubat

Taubat adalah kembali kepada Allah dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat adalah tugas seumur hidup.

Maka kewajiban bagi seorang muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada Allah.

Khatimah

Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah, dan perhatikanlah perjalanan hari-hari, karena sesungguhnya perjalanan hari (siang dan malam) akan terus berlalu mengantarkan akhir perjalananmu, yaitu negeri akhirat.

Maka berbahagialah bagi seseorang yang dapat mengisi waktunya dengan sesuatu yang dapat mendekatkan dirinya dengan Allah, berbahagialah bagi seseorang yang menyibukkan dirinya dengan ketaatan dan menghindari maksiat. Berbahagialah bagi seseorang yang meyakini adanya hikmah-hikmah Allah yang agung dan rahasia-rahasia-Nya (yang Dia ketahui), dengan melihat kepada silih bergantinya perkara-perkara dan keadaan-keadaan.

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya pada hari ini kamu berpisah dengan tahun yang telah lalu, yang menjadi saksi. Dan kamu akan menyambut tahun yang akan datang, tahun yang baru, maka apakah yang telah kamu tinggalkan untuk tahun kemarin? Dan dengan apa kamu akan menyambut tahun yang baru ini?

Maka seseorang yang berakal hendaklah menginstropeksi dirinya, dan melihat urusannya. Jika sekiranya dia telah meninggalkan suatu kewajiban, maka segeralah bertaubat dan segeralah untuk memperbaiki apa yang ditinggalkannya. Dan jika dia telah menzalimi dirinya sendiri dengan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan hal-hal yang haram segeralah ia meninggalkannya sebelum datangnya kematian.

Dan jika dia termasuk orang yang diberi keistiqomahan oleh Allah, maka mintalah untuk tetap istiqomah sampai akhir hidupnya.

Awal bulan telah membawa kita ketahun baru Hijriah, bulan itu ialah bulan Allah Al-Muharram. Hal ini bukanlah sesuatu yang asing lagi bagimu. Tetapi ….! Apakah bulan ini memiliki hukum-hukum yang harus diketahui oleh thalibul ilmi, thalibul haq dan thalibul akhirah (penuntut ilmu, pencari kebenaran dan orang yang menginginkan akhirat)? Yaa … di bulan ini ada amalan-amalan yang harus diperhatikan, sebagai upaya untuk menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan upaya untuk memperoleh pahala serta kebaikan bagi orang yang mengajak kepada petunjuk agama. *

Penulis adalah Kepala Bidang Pendidikan Agama & Keagamaan Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten / Penulis Buku Islam Dalam Transformasi Kehidupan& Buku Kepemimpinan Pendidikan Transformasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: