Bapak Dibuat Seperti Mayat Hidup, Kurus Sampai Darahnya Mengering
Ilustrasi -Pixabay.-
Teluh atau tenung dan santet dipercaya oleh masyarakat sejak lama. Mungkin berabad lalu.
Percaya tidak percaya. Tapi, sampai sekarang pun, sihir untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh ini masih digunakan oleh orang. Untuk melampiaskan dendamnya.
Dan, itu dialami oleh seorang mandor proyek dari Jakarta. Sang mandor menjadi korban teluh atau tenung.
Selama dua bulan. Mulai Juli, sang mandor dibuat menderita. Sampai akhirnya meninggal dunia pada Agustus 2020 dalam keadaan tanpa darah.
Penderitaan sang mandor ini diceritakan oleh anak kandungnya, Wahyu. Di chanel YouTube Lentera Malam, Wahyu tidak menyebutkan nama bapaknya.
“Saya dan keluarga tahu siapa yang mencelakai Bapak. Orangnya ngaku setelah Bapak meninggal,” tutur Wahyu.
Sang mandor, kita sebut saja Bapak, menjadi korban rekan kerjanya. Sesama mandor proyek.
Berawal dari pengerjaan sebuah proyek di Jakarta. Proyek besar ini dipercayakan kepada Bapak. Bapak memang menjadi kepercayaan bosnya sejak tahun 2005.
Karena proyeknya besar, Bapak meminta kepada bosnya untuk menambah mandor. Dua orang mandor pun didatangkan dari luar Jakarta.
Wahyu yang menganggur, diajak Bapak untuk ikut kerja. Wahyu baru saja terkena PHK dari perusahaannya tempatnya bekerja. Dampak pandemi Covid-19.
Pengerjaan proyek dimulai. Bapak dan dua mandor bekerja sesuai tugas masing-masing. Berjalan normal.
Seiring berjalannya waktu, perbedaan pendapat tentang pengerjaan proyek muncul di antara Bapak dan salah satu mandor. Mereka sering cekcok. Mempertahankan pendapat masing-masing.
Wahyu juga tidak menyebutkan nama mandor yang berseteru dengan Bapak. Makanya, sebut saja dengan Mandor.
Dari situ, kejadian-kejadian ganjil mulai muncul. Wahyu merasakannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: