Melihat Situs Batu Goong, Peninggalan Zaman Megalitik di Pandeglang

Melihat Situs Batu Goong, Peninggalan Zaman Megalitik di Pandeglang

Deretan batu menyerupai alat musik gemelan di Situs Batu Goong, Kampung Cigadung, Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang.-Tangkapan Layar Situs Resmi Kementerian Pendidikan-

PANDEGLANG,INFORADAR.ID-Situs Batu Goong di Kampung Cigadung, Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang merupakan peninggalan zaman Megalitikum. Zaman Megalitikum atau sebagai zaman batu besar adalah ketika manusia sudah bisa membuat serta menghasilkan kebudayaan yang dibuat dari batu-batu besar. 

Lokasi Situs Batu Goong peninggalan zaman Megalitik sekira 30 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Pandeglang. 

Adapun situs peninggalan zaman Megalitik dinamakan Situs Batu Goong, dikutip INFORADAR.ID, dari situs resmi Kementerian Pendidikan, dikarenakan terdapat beberapa artefak batu memiliki bentuk atau menyerupai gamelan atau kenong (kalau dalam bahasa sunda Goong). Sehingga masyarakat setempat lebih mengenal dengan sebutan sebagai Situs Batu Goong. 

Pada tahun 1995 dari Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala Serang yang saat ini bernama  Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Batu Goong. Dengan melakukan kegiatan ekskavasi penyelamatan yang kemudian dilanjutkan dengan pendataan dan pemetaan lokasi situs pada tahun 1996. Dari kedua kegiatan tersebut disimpulkan bahwa tampak Situs Batu Goong adalah punden berundak yang merekayasa bentukan alam. Kemudian baru pada tahun 1997 Balai Arkeologi Bandung melaksanakan kegiatan penelitian dan berlanjut pada tahun 2002 dan 2009. 

Penelitian ini menyimpulkan bahwa peninggalan arkeologis tersebut berasal dari budaya tradisi megalitik, dan merupakan salah satu corak  budaya prasejarah yang berkembang menembus kurun waktu sejarah. 

Selanjutnya, pada tahun 2018, Kantor BPCB Banten melaksanakan kegiatan pemetaan dan penggambaran di Kawasan Situs Batu Goong termasuk Situs Citaman.

Bila mengacu kepada Djaenuderadjat (2001), menyebutkan bahwa Situs Batu Goong sebagai punden berundak yang memanfaatkan beda tinggi permukaan tanah. Punden dibentuk  berdasarkan garis kontur bukit Kaduguling yang bertingkat, kemudian beberapa bagian dilakukan pemangkasan sehingga menampakan punden bertingkat dari paling rendah di sisi  barat dan makin tinggi di timur. 

Pada kompleks Batu Goong terdapat beberapa artefak, diantaranya terdapat dua belas batu yang mengelompok. Saat ini batu-batu tersebut dilindungi sebuah cungkup berukuran 5,3 meter x 5,3 meter. Satu buah menhir berdiri di bagian tengah dikelilingi oleh sepuluh batu silinder (palinggih) dengan bidang atasnya rata dan satu artefak berbentuk gong kecil (kenong). 

Menhir yang berdiri di tengah-tengah nampaknya berfungsi sebagai pusat, sedangkan batu batu yang lainnya ditempatkan mengelilingi pusat tersebut, formasi semacam ini lazim disebut formasi temu gelang yang banyak djumpai pada masa tradisi megalitik. Selain  dua belas batu terdapat satu artefak  batu yang terletak diluar cungkup, namun masih terpendam.

Sedangkan di luar kompleks Situs Batu Goong terdapat dua batu yang memiliki bentuk dan ukuran berbeda. Satu batu berjarak sekitar 15 meter dari Situs Batu Goong Yang memiliki bentuk kenong (goong) sebagian badan batu tersebut tertanam di dalam tanah dan satu batu lagi memiliki bentuk silinder (pelinggih). Jadi secara keseluruhan terdapat lima belas batu yang terdapat di Kompleks Batu Goong ini. 

 

Reporter : Purnama Irawan

Editor : Agung AP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: