Melihat Sejarah Rampak Bedug, Memiliki Nilai Religi Berasal dari Pandeglang

Melihat Sejarah Rampak Bedug, Memiliki Nilai Religi Berasal dari Pandeglang

Sejumlah orang tengah memainkan Rampak Bedug yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.-Tangkapan Layar Situs Resmi Kementerian Pendidikan-

PANDEGLANG, INFORADAR.ID - Sejarah atau asal-usul Rampak Bedug ternyata tidak terlepas dari kota seribu ulama dan sejuta santri yaitu Kabupaten Pandeglang. Bedug adalah alat tabuh seperti gendang yang pada umumnya terbuat dari kulit sapi dan kerbau. 

Bedug terdapat di hampir setiap masjid, sebagai alat atau media informasi datangnya waktu shalat wajib 5 waktu.

Adapun Rampak Bedug, dikutip INFORADAR.ID, dari Kementerian Pendidikan,  bahwa kata Rampak Bedug mengandung arti serempak membunyikan Bedug. 

Pada saat ini Rampak Bedug menjadi seni bedug dengan menggunakan waditra berupa banyak bedug dan ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar. 

Seni Rampak bedug ini hanya terdapat di daerah Banten sebagai ciri khas seni budaya Banten.

Menurut sejarah, pada tahun 1950-an merupakan awal mula diadakannya pentas rampak bedug. Di mana saat itu lokasinya di Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang khususnya, sudah diselenggarakan pertandingan antar kampung. 

Hingga sampai tahun 1960 rampak bedug masih merupakan hiburan rakyat, persis ngabedug. 

Pada awalnya rampak bedug berdiri di Kecamatan Pandeglang yang kemudian seni ini menyebar ke daerah-daerah sekitarnya hingga ke Kabupaten Serang.

Selanjutnya antara tahun 1960-1970 Haji Ilen menciptakan suatu tarian kreatif dalam seni rampak bedug. 

Rampak bedug yang berkembang saat ini dapat dikatakan sebagai hasil kreasi Haji Ilen. Selanjutnya Rampak bedug dikembangkan oleh Haji Ilen, bersama Burhata, Juju, dan Rahmat. 

Dengan demikian Haji Ilen beserta ketiga bersahabat itulah yang dapat dikatakan sebagai tokoh seni Rampak bedug. Dari mereka berempat itulah seni rampak bedug menyebar. Hingga akhir tahun 2002 ini sudah banyak kelompok-kelompok pemain rampak bedug.

Secara histori sebetulnya rampak bedug pertama kali dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, persis seperti seni ngabedug atau ngadulag. 

Akan tetapi karena merupakan suatu kreasi seni yang genial dan mengundang perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suatu seni yang layak jual, sama dengan seni-seni musik komersial lainnya. Walau para pencetus dan pemainnya lebih didasari oleh motivasi religi, tapi masyarakat seniman dan pencipta seni memandang seni rampak bedug sebagai sebuah karya seni yang patut dihargai.

Rampak bedug memiliki nilai religi dalam rangka menyemarakan bulan suci Ramadan dengan alat-alat yang memang dirancang para ulama pewaris Nabi. Selain menyemarakan Tarawihan juga sebagai pengiring Takbiran dan Marhabaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: