Disway Award

Komunitas Baca Ruang Aksara Gelar Program Binaan Literasi

Komunitas Baca Ruang Aksara Gelar Program Binaan Literasi

Komunitas Ruang Aksara Mengunjungi Sekolah Binaan Literasi --

INFORADAR.ID - Komunitas baca mahasiswaRuang Aksara” mengadakan program binaan literasi yang menjadi salah satu fokus utama gerakannya sejak awal terbentuk. Komunitas ini dibangun oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Serang 

‎Pada tahun ini, Ruang Aksara menetapkan SMKN 5 Kota Sebagai sekolah binaan dengan tema “Menumbuhkan Minat literasi Gen Z”. Acara ini di laksanakan pada Jumat, 14 November 2025.

‎Ketua Umum Ruang Aksara, Dzikri Hidayat, menjelaskan bahwa program sekolah binaan ini berangkat dari kegelisahan bersama. Menurutnya, minimnya budaya membaca bukan hanya terjadi di satu wilayah, namun hampir merata di berbagai tingkat pendidikan.

‎ “Tujuan utama program ini adalah mengatasi rendahnya minat literasi yang ada di sekolah tersebut, dan membangun lingkungan literasi yang benar-benar menjadi gerakan perubahan, bukan sekadar kegiatan seremonial,” ujar Dzikri.

‎Ia juga menambahkan bahw Komunitas harus turun langsung dan membangun pembiasaan dengan mencari sekolah yang minat daya literasinya kurang. Setelah melewati berbagai proses, kami melakukan koordinasi dengan beberapa sekolah, sampai akhirnya arahan membawa kami ke SMKN 5 Kota Serang. Di sana kami melihat adanya tantangan sekaligus potensi

‎Sementara itu, Nuha Nabilah Farras, anggota Bidang Media Creative, menambahkan program literasi yang diberikan bukan sesuatu yang berat atau rumit. “Kegiatan yang kami berikan itu betul-betul mendasar, seperti membaca, memahami bacaan, dan menjelaskan kembali kepada orang lain. Kami percaya kalau hal dasar ini dikuasai, minat baca akan tumbuh dengan sendirinya,” kata Nuha.

‎Nuha menyebut bahwa respon siswa terhadap program binaan ini cukup positif. Sebagian besar menunjukkan ketertarikan yang baik dan mau terlibat aktif dalam kegiatan. 

‎Menurutnya, kondisi tersebut cukup melegakan karena membuktikan bahwa literasi sebenarnya bukan hal yang membosankan jika disampaikan dengan cara yang tepat. 

‎Dalam pelaksanaannya, Ruang Aksara tidak hanya berbicara tentang kemampuan membaca, tetapi juga mengajak siswa melihat literasi sebagai keterampilan hidup. 

‎Teknologi memang memudahkan siapa pun mencari informasi, namun kecenderungan mengandalkan fitur instan membuat kebiasaan memahami bacaan secara mendalam menjadi menurun.

‎Dzikri melihat fenomena ini sebagai tantangan besar. Menurutnya, generasi yang tumbuh dengan akses teknologi harus tetap dibekali kebiasaan membaca agar tidak kehilangan kemampuan analisis.

‎ “Kebiasaan dari kecil yang sudah difasilitasi teknologi membuat siswa terbiasa dengan informasi cepat. Tapi sekolah harus menjadi pusat gerakan literasi, bukan sekadar program tambahan.” jelasnya.

‎Dalam proses pembinaan, para pengurus juga menemukan sejumlah dinamika. Salah satunya adalah interaksi personal dengan siswa yang menghadirkan pengalaman menyenangkan. Nuha menceritakan bahwa ada satu siswi bernama Agit yang dikenal riang dan ceria. Tingkah lakunya membuat suasana belajar menjadi hidup kembali. 

‎“Agit ini jadi penyemangat tersendiri. Ketika pengurus mulai lelah, gaya cerianya membuat suasana jadi cair dan menyenangkan,” ujarnya

‎Setiap pertemuan bukan hanya tentang mengajarkan, tetapi juga belajar memahami karakter anak muda yang ditemui. Hal ini pula yang membuat Ruang Aksara merasakan keterikatan emosional dengan para siswa sekolah binaan.

‎ Bagi Ruang Aksara, literasi bukan hanya kemampuan membaca teks, melainkan memahami makna, melihat konteks, dan mampu mengkomunikasikan kembali. “literasi adalah hal mendasar dari setiap ilmu pengetahuan, sehingga sudah seharusnya dipahami oleh siapa pun, tanpa melihat bidang apa yang sedang ia pelajari,” tegasnya.

Komunitas ini juga memiliki harapan jangka panjang terhadap dampak yang ingin dihasilkan. Bukan hanya untuk sekolah binaan, tetapi untuk perkembangan literasi di Kota Serang secara menyeluruh. 

‎Melihat antusiasme siswa dan perkembangan yang mulai tampak, Ruang Aksara menegaskan bahwa program sekolah binaan ini bukan program jangka pendek. Komunitas berencana memperluas cakupan kegiatan dengan pendekatan yang lebih kreatif, termasuk membaca bersama, diskusi buku, hingga pelatihan membuat karya sederhana seperti puisi, esai, atau cerpen.

‎Di akhir wawancara, Dzikri kembali menegaskan bahwa perjalanan membangun budaya literasi bukan hal mudah, tetapi bukan pula sesuatu yang mustahil. Ia percaya bahwa ketika Komunitas, sekolah, dan siswa saling bekerja sama, perubahan dapat terwujud. Dan langkah-langkah kecil sudah cukup untuk menandai harapan besar yang sedang mereka bangun perlahan namun pasti.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: