Cara BJ Habibie Pulihkan Krisis Ekonomi di Tahun 1998
Presiden ketiga, BJ Habibie berhasil perkuat nilai rupiah saat krisis [email protected]
INFORADAR.ID - BJ Habibie dikenal sebagai profesor dan ilmuwan dalam teknologi aviasi internasional.
Meski memiliki latar belakang teknologi bukan ekonomi, namun ia berhasil menghadirkan solusi atas krisis pada saat itu.
BJ Habibie adalah presiden indonesia ketiga, yang menjabat pada tahun 1998, menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan Presiden.
BJ Habibie menjadi presiden RI ditengah masa sulit karena berhadapan dengan kondisi sosial politik yang rumit dan krisis moneter.
Sebagai presiden ketiga, BJ Habibie harus bekerja keras untuk meredam kekacauan politik dan ekonomi pasca berakhirnya orde baru.
Masa depan perekonomian dan kesejahteraan rakat Indonesia menjadi salah satu prioritas Presiden BJ Habibie.
BACA JUGA:3 Presiden Indonesia dengan Kebijakan Ekonomi Tersukses, Bahkan Jadi Program Paling Efektif di Dunia
BACA JUGA:Dari Kopi Starbucks, Pilates, hingga Batal Seminar: Deretan Kontroversi Zita Anjani
Langkah BJ Habibie Hadapi Krisis Ekonomi 1998
Berbagai permasalahan yang dihadapi BJ Habibie yaitu tingginya angka inflasi sebesar 77%, turunnya IHSG sebanyak 48,4%, rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 57,7%, sekitar 24,2% masyarakat indonesia di bawah garis kemiskinan, dan terjadinya penarikan dana besar-besaran.
Langkah awal yang di ambil BJ Habibie pada saat itu adalah satu, memisahkan bank indonesia dan pemerintah.
Tujuannya agar BI dapat menjadi lembaga yang independen dan bebas dari kepentinan politik pemerintah dalam menjalankan fungsinya.
Dua, rekontruksi perbankan. Pemerintah melakukan rekonstruksi perbankan untuk menyelamatkan perbankan yang kolaps, bank-bank yang likuiditasnya sedang kesulitan dijadikan satu menjadi Bank Mandiri.
Ketiga, menolak hapus subsidi BBM dan Listrik dengan alasan subsidi dapat menjaga daya beli masyarakat di tengah krisis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
