Disway Award

Kematian Tari, Anak Gajah BTN Tesso Nilo Menambah Daftar Satwa Mati Akibat Konflik Manusia di Taman Nasional

Kematian Tari, Anak Gajah BTN Tesso Nilo Menambah Daftar Satwa Mati Akibat Konflik Manusia di Taman Nasional

Kalistha Lestari anak gajah BTN Tesso Nilo Riau mati dugaan diracuun-@herryheryawan-Instagram

INFORADAR.ID - Badan Taman Nasional Tesso Nilo kembali membawa kabar duka atas kematian gajah Tari. Anak gajah yang baru berusia 2 tahun ini merupakan satwa ternama di Indonesia.

Kalistha Lestari (Tari) merupakan seekor Gajah Sumatera ( Elephas maximus sumatrensis) yang telah ditemukan mati  di Taman Nasional  Tesso Nilo (TNTN). Pada Rabu, tanggal 10 September 2025 pukul 08.00 WIB.

Dalam pernyataan resmi oleh Kementerian Kehutanan Balai Taman Nasional Tesso Nilo, menyampaikan bahwa “hasil pemeriksaan awal menunjukan tidak adanya luka atau trauma pada tubuh, namun perut terlihat sedikit mengembung.

Untuk memastikan penyebab kematian, dokter melakukan tindakan nekropsi (bedah bangkai) dan mengambil sampel organ untuk pemeriksaan laboratoium. Sampel tersebut akan dikirim ke Bogor untuk analisis lebih lanjut,”Jelasnya.

Pihak Taman Nasional  Tesso Nilo menjelaskan tentang kronologi kejadian sebelum ditemukannya Tari yang tergeletak mati.

“kejadian berawal Pada Selasa, 9 September 2025, Tari masih menunjukkan kondisi sehat. Pagi hari sekitar pukul 07,43 WIB, Tari tampak aktif, bermain seperti biasa, dengan nafsu makan normal, feses baik, serta tanpa tandÉ™ kelemasan. Hanya intensitas menyusu yang sedikit berkurang. Kondisi sore hari sekitar pukul 17.00 WIB juga tetap stabil tanpa gejala sakit.

Namun, pada Rabu, 10 September 2025, sekitar pukul 08.00 WIB mahout yang bertugas mendapati Tari dalam keadaan berbaring tanpa gerakar dan segera dinyatakan mati” tulis nya.

23 Satwa Gajah Tessonilo Mati Akibat Konflik Manusia

Pada Juni 2025, Kepala BBKSDA Riau, Supartono melaporkan kasus kematian gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tewas sebanyak 23 ekor sejak tahun 2015 hingga Juni 2025.

“Kasus kematian gajah tertinggi yaitu tahun 2015, sebanyak 8 ekor,” jelasnya pada Jumat 27 Juni.

Banyak penyebab yang memicu kematian, mulai dari keracunan, jerat pemburu, hingga penyakit.

Supartono mengatakan hilangnya habitat alami menyebabkan gajah makin sering berkonflik dengan manusia. Mereka kehilangan ruang hidup dan sumber pakan.

Lebih dari 40.000 hektar hutan TNTN telah berubah menjadi kebun sawit ilegal dan permukiman liar.

Netizen menyatakan kesedihan yang mendalam atas kepergiannya Tari. Banyak yang menulis ucapan selamat jalan, serta ungkapan betapa sangat kehilangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: