FOMO Picu Pelajar Ikut Demo, Kapolda Banten Beri Peringatan

Senin 01-09-2025,15:41 WIB
Reporter : Ghina Aulia Az-Zahra
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID - Kapolda Banten mengungkap adanya fenomena yang diremehkan, yakni banyak pelajar SMP hingga SMA yang terlibat dalam pemaknaan akhir-akhir ini. 

Kondisi ini menunjukkan pentingnya edukasi sejak dini agar pelajar tetap fokus pada pendidikan dan tidak terprovokasi oleh aksi massa yang bisa berpotensi ricuh.

Menurut Kapolda Banten, sebagian besar siswa ikut turun ke jalan bukan karena kepentingan politik, melainkan karena fenomena FOMO (fear of missing out) atau takut dianggap ketinggalan oleh teman-teman sebayanya. 

Ia mengingatkan bahwa interaksi pelajar karena FOMO tidak hanya membahayakan diri mereka sendiri, tetapi juga berpotensi mengganggu kinerja umum.

Kapolda Banten menekankan bahwa pola ikut berpikir-ikutan ini cukup berisiko dan membutuhkan pengawasan dari orang tua dan pihak sekolah. 

Selain itu, Kapolda Banten menyoroti bahwa pengawasan yang kurang dari lingkungan rumah dan sekolah membuat anak-anak mudah terjerumus pada tekanan sosial yang salah. 

BACA JUGA:Tarif Listrik Tetap September 2025, Pemerintah Pastikan Tidak Ada Kenaikan

BACA JUGA:Sri Mulyani Usai Rumahnya Dijarah: Bangun Indonesia Bukan dengan Membakar dan Merusak

Kapolda Banten Tegaskan Peran Orang Tua dan Sekolah

Rapat koordinasi berlangsung di Mapolda Banten, Kota Serang, pada Senin 1 September 2025, yang diselenggarakan oleh Polda Banten, Pemerintah Provinsi Banten, Forkopimda, serta para rektor perguruan tinggi.

Pertemuan ini membahas langkah-langkah pengamanan unjuk rasa serta strategi agar pelajar tetap aman dan fokus pada pendidikan.

Gubernur Banten, Andra Soni, menekankan bahwa masyarakat tetap memiliki hak menyampaikan pendapat sesuai Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998, selama dilakukan secara tertib dan damai.

Ia juga meminta agar kegiatan belajar di sekolah berjalan normal, serta mengimbau orang tua untuk aktif mendampingi anak-anaknya.

Brigjen Hengki menyoroti peran penting orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka.

"Pengawasan paling kuat berasal dari orang tua. Cek handphone anak-anak, awasi pergaulannya. Kemarin, kami menahan lima pelajar, termasuk beberapa yang masih duduk di bangku SMP dan satu di kelas I SMA," ujarnya. 

Kategori :