INFORADAR.ID- Belakangan ini, media sosial dipenuhi oleh fenomena pengibaran bendera dari serial anime Jepang, One Piece, yang terlihat di berbagai rumah dan kendaraan menjelang peringatan HUT ke-80 RI.
Keberadaan bendera bergambar simbol bajak laut tersebut menarik perhatian publik karena muncul secara masif di ruang-ruang yang biasanya dipenuhi atribut nasional.
Tindakan ini diindikasikan sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap pemerintah.
Simbol bajak laut yang identik dengan perlawanan dalam cerita One Piece dianggap mewakili perasaan kecewa dan kritik terhadap kondisi sosial atau kebijakan yang dirasa tidak berpihak kepada rakyat.
Ada salah satu warga yang menyampaikan bahwa tindakan tersebut merupakan simbol protes atau bentuk perlawanan dari masyarakat yang merasa kecewa terhadap kinerja pemerintahan.
BACA JUGA:Pemkab Pandeglang Siapkan Pelatihan Usaha Kuliner untuk Janda Kurang Mampu, Cek Jumlah Kuotanya!
BACA JUGA:Jalan Rusak Bertahun-tahun di Grogol Cilegon, Warga Pasang Pohon Pisang Sebagai Seruan Putus Asa
Ia menegaskan bahwa mengibarkan bendera One Piece tidak berarti kehilangan kecintaan terhadap Indonesia.
Menurutnya, ini bukan soal hilangnya semangat nasionalisme, melainkan sebuah pertanyaan kritis tentang makna nasionalisme jika negara tidak berupaya melindungi hak-hak warganya.
Menanggapi fenomena pengibaran bendera One Piece menjelang HUT ke-80 RI, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Sufmi Dasco Ahmad, memberikan pernyataan tegas.
Ia menilai bahwa pengibaran bendera bergambar tengkorak bajak laut tersebut bukan sekadar bentuk ekspresi, melainkan upaya yang dapat memecah belah bangsa.
Menurut Dasco, fenomena ini tampak berlangsung secara terkoordinasi, bukan terjadi secara spontan atau individual.
BACA JUGA:Ribuan Ruang Kelas Rusak, Wabup Najib Hamas Minta Bantuan Pemerintah Pusat
BACA JUGA:Sampah Tangsel Menumpuk, TPA Bangkonol Diklaim Tak akan Timbulkan Bau
Ia mengingatkan bahwa simbol-simbol yang berpotensi menimbulkan perpecahan harus disikapi dengan serius, terlebih dalam momentum peringatan kemerdekaan yang seharusnya menjadi momen persatuan nasional.