Pada 18 Maret 2025, Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menegaskan bahwa ladang tersebut berlokasi di Blok Pusung Duwur, jauh dari jalur wisata Gunung Bromo maupun jalur pendakian Semeru.
Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa penyelidikan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kehutanan dan Kepolisian RI, yang memanfaatkan teknologi drone dalam prosesnya.
Saat ini, pihak kepolisian telah menangkap empat warga Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang, yang diduga terlibat dalam pengelolaan ladang ganja tersebut.
Penyelidikan masih terus berlangsung untuk menelusuri kemungkinan jaringan yang lebih luas.
BACA JUGA:5 Manfaat Olahraga Teratur untuk Kesehatan Jantung, Salah Satunya untuk Ini
BACA JUGA:Kecelakaan Bus di Arab Saudi, 6 Jamaah Umroh Indonesia Meninggal Dunia
Kebetulan atau Informasi yang Sudah Diketahui?
Walaupun teori konspirasi mengenai Dots Design semakin berkembang, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kanal animasi ini sudah mengetahui tentang ladang ganja di Bromo sebelum kasus ini terungkap.
Kemungkinan besar, kemiripan antara animasi dan kejadian nyata hanyalah sebuah kebetulan.
Fakta bahwa Dots Design sering membuat konten bertema misteri dan fenomena sosial juga menjadi faktor yang masuk akal.
Mereka mungkin saja mengangkat tema tersebut berdasarkan kasus serupa yang pernah terjadi di tempat lain, tanpa ada kaitannya dengan peristiwa aktual di Bromo.
Nama Dots Design mendadak dikaitkan dengan isu penemuan ladang ganja di Bromo setelah warganet menemukan kemiripan antara video animasi mereka dengan kejadian yang sedang ramai dibicarakan.
Dengan semakin maraknya teori yang berkembang di media sosial, masyarakat diharapkan tetap bijak dalam menyikapi informasi dan tidak langsung percaya pada spekulasi tanpa dasar yang jelas.