INFORADAR.ID - No Other Land bukan hanya sekedar dokumenter, tetapi juga sebuah catatan nyata tentang penderitaan yang dialami masyarakat Palestina.
No Other Land menggambarkan perjuangan warga di Masafer Yatta, Tepi Barat, yang menghadapi pengusiran paksa oleh militer Israel.
Dengan pendekatan yang mendalam dan emosional, No Other Land membawakan penonton menyaksikan langsung kenyataan pahit yang dihadapi komunitas tersebut.
Keberhasilan No Other Land meraih penghargaan di ajang Oscar 2025 menjadi bukti bahwa kisah mereka akhirnya mendapat perhatian global.
Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
BACA JUGA: Prediksi Baju Lebaran Viral 2025: Tren Fashion yang akan Mendominasi Hari Raya
BACA JUGA: Harga Tiket Indonesia vs Bahrain Paling Murah Ada di Seat Ini
1. Latar Belakang Film
Film ini digarap oleh empat sutradara, yaitu Basel Adra, Hamdan Ballal, Yuval Abraham, dan Rachel Szor, yang berkolaborasi dalam mengungkap realitas di lapangan.
Basel Adra, seorang aktivis Palestina, merekam bagaimana desanya dihancurkan, sementara Yuval Abraham, seorang jurnalis Israel, juga serta dalam proyek ini untuk memberikan perspektif yang lebih luas.
Masafer Yatta merupakan salah satu wilayah yang terus menghadapi ancaman penggusuran dari otoritas Israel.
Dokumenter ini menggambarkan keteguhan hati warga Palestina yang berusaha bertahan meskipun mereka terus menghadapi perlakuan tidak adil.
2. Penghargaan dan Tanggapan Publik
No Other Land berhasil meraih Oscar 2025 untuk kategori Film Dokumenter Terbaik, menjadikannya salah satu film paling berpengaruh dalam menyoroti isu Palestina.
Dokumenter ini telah diputar di 24 negara, namun hingga saat ini belum mendapatkan distributor di Amerika Serikat.