INFORADAR.ID - Bulan Ramadan selalu menghadirkan berbagai tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga saat ini adalah mikra.
Mikra bagian dari sebuah kebiasaan yang identik dengan suasana menyambut bulan suci.
Mikra bukan sekadar rutinitas, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan persiapan spiritual bagi umat Muslim dalam menjalani ibadah Ramadan
Dikutip dari YouTube kulub mantang, Mikra berasal dari kata qoroa atau mukri (orang yang membaca) merupakan orang yang membaca al-qur’an di malam Ramadan.
Mikra kata lain dari tadarus, kalua mikra itu lebih condong sebutan tadarus pada bulan Ramadan. Dan tadarus atau tadarusan sering dilakukan tiap hari pada bulan laiinya oleh umat muslim.
BACA JUGA:Saldo Hampir Nol, Rafael Tan Kembali Bersinar Lewat Seblak
BACA JUGA:Tanpa Disadari, Ini 5 Bahaya Makanan Siap Saji yang Belum Banyak Orang Tahu
Mikra itu Bahasa dahulu menjadi sebutan membaca al-qur’an di bulan Ramadan oleh orang sunda, khusunya di wilayah Banten. Ini juga menjadi Tradisi yang umumnya dilakukan saat Ramadan, di mana masyarakat, baik dari anak-anak hIngga orang dewasa sangat bersemangat menjalankannya.
Selain daripada Mikra banyak amalan-amalan yang baik saat dikerjakan di bulan Ramadan, dimana pahala saat Ramadan ini dilipat gandakan pahalanya. Apalagi Mikra (membaca al – qur’an) orang yang membaca al-qur’an satu huruf maka seribu kebaikan Allah tulis.
Mikra juga sering dilakukan di masjid, dengan Bersama-sama ataupun sendiri, ada yang mikra menggunakan speaker ada juga yang tidak menggunakan speaker.
Walaupun kini zaman sudah semakin modern, tetapi kebiasaan ini masih terus berlanjut diberbagai wilayah. Karena suatu tempat atau lingkungan dapat menyeimbangkan antara teknologi dan kebiasaan yang bermanfaat dari zaman terdauhulu itu jauh lebih baik.
Mikra juga tradisi Ramadan yang tidak hanya sekadar kebiasaan, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam mempererat hubungan sosial dan meningkatkan kualitas ibadah.
BACA JUGA:Sirih Cina: Tanaman Liar dengan Segudang Manfaat untuk Kesehatan, Cek Lengkapnya di Sini!
BACA JUGA:Mengapa Telapak Tangan dan Kaki Selalu Berkeringat, Berikut Penjelasannya
Meskipun zaman berubah, semangat mikra tetap hidup di tengah masyarakat sebagai bentuk kesiapan menyambut bulan suci dengan hati yang bersih dan penuh syukur.