INFORADAR.ID - Di usia yang masih muda, Aziz Dana Rosardi telah membuktikan bahwa kepemimpinan bukan hanya milik mereka yang berpengalaman, tetapi juga mereka yang berani melangkah dan mengambil peran.
Lahir di Tangerang pada 5 Maret 2004, Aziz telah mengabdikan dirinya untuk dunia kepemudaan melalui berbagai program yang membawa dampak nyata bagi masyarakat.
Perjalanan Aziz dimulai saat ia bergabung dengan Duta Kepemudaan Indonesia (DKPI), sebuah wadah yang bertujuan mengembangkan potensi anak muda agar menjadi pemimpin masa depan yang inspiratif.
Melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat dari pendaftaran, seleksi, hingga karantina Aziz menjadi bagian dari Batch 4. Tidak hanya di DKPI, ia juga menantang dirinya untuk lebih luas lagi dengan mendaftar sebagai Duta Baca Indonesia dan Duta Muda Nusantara.
BACA JUGA:Anastasya Marisa Haryani, berawal dari Santri jadi Duta Favorit KPI
BACA JUGA:6 Langkah Memilih Jurusan Di Perkuliahan ala Duta Berbakat KPI UIN Banten
Sebagai pemimpin DKPI Provinsi Banten, Aziz tidak hanya belajar teori kepemimpinan, tetapi juga langsung terjun ke masyarakat.
Ia memahami bahwa kepemimpinan sejati lahir dari pengalaman nyata mengenal karakter orang lain, bekerja dalam tim, dan berkomunikasi dengan efektif untuk menjalankan program kerja. Kini, bersama 15 anggota aktif lainnya di DKPI Banten, ia terus menciptakan perubahan yang berarti.
Ketertarikannya dalam kepemudaan tidak datang begitu saja. Aziz menyadari bahwa perubahan tidak bisa hanya sekadar dibicarakan, tetapi harus dilakukan.
Melalui advokasi, baik daring maupun luring, ia berusaha membuka mata generasi muda bahwa mereka memiliki peran besar dalam membangun bangsa. Ia tidak ingin hanya menjadi saksi perubahan ia ingin menjadi bagian dari perubahan itu sendiri.
BACA JUGA:Tips dan Trik Jitu Masuk Kuliah ala Duta KPI UIN Banten, Dijamin Lolos Seleksi!
BACA JUGA:Nur Anisa, Wakil 2 Putri Duta UIN SMH Banten yang Menginspirasi
Lebih dari sekadar aktif di organisasi, Aziz memiliki visi besar: menciptakan program yang dapat menginspirasi banyak orang. Ia ingin menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan sekadar gelar atau jabatan, melainkan tentang bagaimana seseorang dapat memberikan dampak bagi sekitarnya.
Baginya, kepedulian terhadap lingkungan sosial, membantu mereka yang kurang mampu, dan menyuarakan isu-isu penting adalah tugas setiap pemuda yang peduli akan masa depan bangsanya.