Namun, semakin dalam ia menggali, semakin besar pula bahaya yang mengintainya. Sebuah rencana jahat telah disusun oleh pihak-pihak yang ingin menyingkirkannya. Situasi semakin memanas ketika Edwin dan beberapa muridnya terjebak dalam sebuah pengepungan di Bukit Duri. Mereka bukan hanya harus melawan murid-murid berandal, tetapi juga kekuatan yang lebih besar yang tidak ingin mereka bertahan hidup.
BACA JUGA:5 Alasan Kamu Harus Nonton Film 'Perayaan Mati Rasa' Sedang Tayang di Bioskop
BACA JUGA:Kisah Nyata! Berawal dari Lagu, Film Komang Tayang di Momen Lebaran 2025
Scene paling menegangkan adalah ketika salah seorang murid berkata "mereka akan membunuh Bapak, dan mereka tidak akan membiarkan kita hidup karena kita adalah saksi" kepada Edwin. Kata-kata itu menjadi pengingat bahwa perlawanan ini bukan hanya sekadar tentang mempertahankan hidup, tetapi juga tentang melawan ketidakadilan yang sudah mengakar.
Joko Anwar dikenal sebagai sineas yang selalu menyisipkan kritik sosial dalam karyanya, dan Pengepungan di Bukit Duri tidak terkecuali. Film ini menyoroti masalah sistem pendidikan, peran guru yang sering kali diabaikan, serta dampak lingkungan keras terhadap anak-anak muda.