INFORDAR.ID - Banjir bandang bisa saja bukan lagi sekadar ancaman di Kabupaten Lebak dan Pandeglang atau Provinsi Banten, melainkan realitas yang hampir terasa seperti rutinitas.
Sebagai dua wilayah di Provinsi Banten yang diberkahi pesisir luas dan perbukitan indah, Lebak dan Pandeglang justru menjadi simbol bagaimana manusia, dengan segala kecerdasannya, berhasil "menyulap" potensi alam menjadi ancaman yang tak terhindarkan.
Melansir radarbanten.co.id, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, sebanyak 1.079 desa di provinsi tersebut berada dalam zona rawan banjir.
Tentu, ini adalah pencapaian yang luar biasa. Kabupaten Tangerang memimpin daftar dengan 266 desa rawan banjir, sementara Pandeglang dengan bangga berada di urutan kedua dengan 220 desa, dan Lebak mengikutinya dengan ancaman kompleks berupa banjir bandang dan rob.
BACA JUGA:Lapor Jalan Rusak di Banten Bisa Lewat Aplikasi HP, Bagaimana Caranya?
Benarkah Hujan Penyebab Banjir Bandang?
Banjir di Kabupaten Pandeglang melumpuhkan akses jalan hingga siswa sekolah terpaksa diliburkan.-radarbanten.co.id-
Melansir radarbanten.co.id pada Selasa, 19 November 2024, Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana, menjelaskan bahwa banjir di Kabupaten Tangerang biasanya terjadi akibat luapan sungai atau meluapnya irigasi di kawasan permukiman.
Sementara itu, ancaman di Lebak dan Pandeglang jauh lebih "menarik," mencakup banjir bandang dan rob.
Tentu, ini adalah kombinasi eksklusif yang hanya bisa dihasilkan oleh kesalahan tata kelola lingkungan, urbanisasi serampangan, dan hujan yang terus-menerus dituduh sebagai penyebab utama.
Ironisnya, hujan yang sejatinya adalah berkah bagi kehidupan selalu menjadi kambing hitam dalam setiap peristiwa banjir.
Padahal, di balik itu semua, manusia memegang kendali penuh atas kehancuran yang mereka ciptakan.
BACA JUGA:Jumlah Kendaraan Bermotor Terbanyak di Provinsi Banten, Ada di Kabupaten Tangerang
Penyebab Banjir Bandang
Penyebab banjir bandang bukan hanya dari curah hujan yang tinggi. Lembaga Lingkungan Hidup Dunia atau United Nation Environment Programme (UNEP) menjelaskan setidaknya ada tiga hal sederhana penyebab banjir yang luput dari perhatian.