3. Sistem Konvektif
Pada siang hari, pemanasan permukaan bumi meningkatkan suhu udara di sekitarnya, menciptakan arus konvektif yang menyebabkan udara naik.
Proses ini dapat membentuk awan konvektif yang tinggi, seperti awan cumulonimbus, yang dapat membawa hujan deras dan angin kencang.
4. Pengaruh Topografi dan Lokalitas
Di daerah pesisir atau pegunungan, hujan yang disertai angin kencang sering terjadi karena faktor topografi. Udara yang bergerak melewati pegunungan atau laut akan dipaksa naik, sehingga menciptakan arus udara kuat yang bisa menimbulkan angin kencang saat hujan.
BACA JUGA:Kuliner Banten: Sayur Besan Khas Tangerang yang Sekarang Sulit Ditemukan
5. Fenomena Cuaca Ekstrem
Fenomena seperti siklon tropis, badai petir, dan angin puyuh (tornado) juga bisa menyebabkan hujan deras disertai angin kencang.
Siklon tropis misalnya, membawa angin sangat kencang dan hujan deras dalam radius tertentu dari pusatnya, yang sering kali memicu cuaca ekstrem di wilayah sekitarnya.
6. La Niña atau El Niño
Peristiwa cuaca global seperti La Niña atau El Niño juga dapat memengaruhi pola cuaca, terutama di wilayah tropis.
Pada fenomena La Niña, misalnya, curah hujan meningkat di beberapa wilayah, yang kadang disertai angin kencang akibat aktivitas atmosfer yang lebih dinamis.
Kombinasi faktor-faktor ini dapat menyebabkan hujan deras dengan angin kencang, terutama pada musim peralihan atau pancaroba, ketika perubahan cuaca sering terjadi secara tiba-tiba.