Profil Abdul Mu'ti Pimpinan Muhammadiyah yang Ditunjuk Prabowo Sebagai Menteri Pendidikan Dasar Menengah

Senin 21-10-2024,13:58 WIB
Reporter : Nuraini Wildayati Kamilah
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID- Presiden Prabowo Subianto telah menunjuk Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendiksarmen).

Abdul Mu'ti adalah seorang cendekiawan Islam Indonesia dan anggota senior organisasi Muhammadiyah. Berikut profil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. 

Pendidikan

Abdul Mu'ti lahir pada tanggal 2 September 1968 di Kudus, menerima pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidiya Manafiul Ulum Kudus pada tahun 1980, pada tahun 1983 di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kudus, dan menyeselaikan Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial Kudus pada tahun 1986.

Menyadari minat dan kepeduliannya pada sektor pendidikan, Muti melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1991.

Kemudian ia mengenyam dan menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Flinders, Australia Selatan pada tahun 1996. Ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah dan merupakan Guru Besar di kampus tersebut.

BACA JUGA:Daftar Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran yang Dilantik Hari Ini

BACA JUGA:Pemimpin Hamas, Yanya Sinwar Tewas Ditembak Tank Israel

Perannya di Organisasi Muhammadiyah


Abdul Mu'ti saat menyambut Prabowo di Universitas Ahmad Dahlan Jogja tahun 2023-Instagram -@abe_mukti

Abdul Muti telah terdaftar di organisasi Muhammadiyah sejak tahun 1994. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah pada tahun 2000-2002.

Kemudian pada periode 2002-2006 menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah. Ketika itu ia juga merangkap menjadi Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010.

Sebelumnya, Abdul Muti adalah anggota Dewan Agama dan Pluralisme Indonesia-Amerika dan badan eksekutif Konferensi Agama-Agama Asia untuk Perdamaian. 

Pernah menolak jabatan wamen Pendidikan dan Kebudayaan

Pada bulan Desember 2020, ia menolak jabatannya sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karena tidak ingin bergabung dengan kabinet negara maju di Indonesia sebagai wakil menteri.

Kategori :