Inilah Sejarah Maulid Nabi Muhammad yang Perlu Kamu Ketahui

Selasa 17-09-2024,19:48 WIB
Reporter : Muhammad Umar Atala
Editor : Haidaroh

INFORADAR.ID - Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang asal-usul perayaan Maulid Nabi Muhammad? Aku yakin, setidaknya sekali dalam hidupmu, kamu pernah mengikuti atau mendengar tentang perayaan ini. Maulid Nabi, yang dirayakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, memiliki sejarah panjang dan menarik yang akan kita telusuri bersama.

Sejarah Maulid Nabi dimulai jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Menariknya, perayaan ini tidak langsung ada begitu saja setelah beliau wafat. Menurut Nico Kaptein dalam bukunya "Muhammad's Birthday Festival", perayaan Maulid baru mulai populer sekitar abad ke-12 atau ke-13 Masehi, sekitar 300-400 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Kamu mungkin bertanya-tanya, "Mengapa butuh waktu begitu lama bagi umat Islam untuk mulai merayakan kelahiran Nabi mereka?" Nah, jawabannya tidak sesederhana yang kita kira. Ada banyak faktor historis, politik, dan budaya yang mempengaruhi munculnya tradisi ini. Mari kita telusuri bersama perjalanan menarik dari sejarah Maulid Nabi Muhammad ini.

Awal Mula Perayaan Maulid

Perayaan Maulid Nabi Muhammad pertama kali diperkenalkan pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir. Menurut Aviva Schussman dalam artikelnya "The Legitimacy and Nature of Mawlid al-Nabī", penguasa Fatimiyah, Al-Mu'izz li-Din Allah, adalah orang pertama yang menyelenggarakan perayaan Maulid secara resmi pada tahun 973 M.

Pada awalnya, perayaan ini lebih bersifat politik daripada religius. Para penguasa Fatimiyah menggunakan Maulid sebagai cara untuk melegitimasi kekuasaan mereka dan memperkuat hubungan mereka dengan rakyat. Namun, seiring waktu, perayaan ini mulai mendapatkan makna spiritual yang lebih dalam.

BACA JUGA:Kolaborasi Jungkook BTS dan Charlie Puth 'Left and Right' Tembus 1 Miliar Streaming di Spotify

BACA JUGA:Pecat 43 Pegawai, Erick Thohir Tegaskan Komitmen Reformasi Total PSSI

Penyebaran dan Kontroversi

Setelah era Fatimiyah, perayaan Maulid mulai menyebar ke berbagai wilayah Islam lainnya. Namun, penyebaran ini tidak tanpa kontroversi. Beberapa ulama, seperti Ibnu Taymiyyah, mengkritik perayaan ini karena dianggap sebagai bid'ah atau inovasi dalam agama.

Meski begitu, banyak ulama lain yang mendukung perayaan Maulid. Mereka berpendapat bahwa merayakan kelahiran Nabi Muhammad adalah cara untuk menunjukkan cinta dan penghormatan kepada beliau. Imam Al-Suyuti, dalam bukunya "Husn al-Maqsid fi 'Amal al-Mawlid", bahkan menulis sebuah risalah yang membela praktik perayaan Maulid.

Variasi Perayaan di Seluruh Dunia

Kamu tahu nggak, perayaan Maulid itu beda-beda lho di setiap negara? Di Indonesia, misalnya, kita punya tradisi membaca kitab Barzanji dan membagikan nasi kuning. Sementara di Maroko, mereka punya Festival of Candles yang super keren!

Menurut Marion Holmes Katz dalam bukunya "The Birth of the Prophet Muhammad: Devotional Piety in Sunni Islam", variasi ini menunjukkan bagaimana perayaan Maulid telah berakar dalam budaya lokal di berbagai belahan dunia.

BACA JUGA:4 Dampak Negatif Paparan Blue Light pada Kulit, Salah Satunya Penuaan

Kategori :