Shalat lima waktu bisa dipahami sebagai frekuensi spesifik yang memungkinkan manusia untuk terhubung dengan Sang Pencipta secara optimal, tanpa membebani fisik atau mental manusia.
Ketika Nabi Muhammad SAW melihat gambaran surga dan neraka, ini bisa dijelaskan sebagai visualisasi masa depan yang disediakan oleh kemampuan Allah SWT untuk menunjukkan realitas dari hukum kausalitas.
Dalam dunia fisika kuantum, ada teori bahwa setiap tindakan memiliki efek yang beruntai ke masa depan, menciptakan berbagai kemungkinan. Visualisasi yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW mungkin bisa dianggap sebagai gambaran konsekuensi dari tindakan manusia dalam dimensi lain yang tidak kita pahami.
Saat Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekah, banyak orang yang skeptis dengan cerita ini. Dari sudut pandang logika, perjalanan tersebut memang terdengar tidak mungkin.
Namun, dari perspektif sains modern yang semakin berkembang, perjalanan ini mungkin memiliki korelasi dengan konsep-konsep seperti perjalanan antar-dimensi, relativitas waktu, dan teletransportasi.