Oleh karena itu, tidak jarang masyarakat menjadi “ternak akun” demi mengikuti tren yang ada. Artinya banyak akun media sosial yang dibuat di berbagai platform untuk mengikuti tren dengan bebas. Akun media sosial Gen Z biasanya juga memiliki hype yang berbeda-beda.
2. Beda Akun, Beda Komunitas
Ilustrasi-Freepik.com-
BACA JUGA:Ini Honor Paskibraka Mulai dari Tingkat Kabupaten Sampai Nasional, Segini Totalnya
BACA JUGA:Daftar Promo Makanan dan Minuman Spesial 17 Agustus 2024, Catat Tanggalnya
Tidak dapat disangkal bahwa media sosial memudahkan kamu terhubung dengan komunitas. Begitu pula dengan generasi Z, seperti sebelumnya, media sosial atau akun media sosial apa pun yang mereka miliki akan menjadi bagian dari komunitas yang berbeda.
Mereka bergabung dengan komunitas yang merasa berada pada frekuensi yang sama, komunitas yang mendukung apa yang mereka sukai, menciptakan rasa memiliki dan diterima.
Setiap akun selain akun utama merupakan bagian dari komunitas yang berbeda. Misalnya akun khusus fangirl KPop dan anime, akun StudyTWT, akun baca AU, akun penjualan, bahkan akun roleplayer.
Secara umum mereka tidak menyertakan akun yang bersifat kasar atau pribadi yang berisi keluhan atau masalah pribadi yang tidak dapat dibagikan dengan akun lain.
Hal ini mungkin tampak meragukan bagi generasi lain, namun itulah yang terjadi pada Gen Z saat ini.
3. Identitas Digital yang Beragam
Ilustrasi-Freepik.com-
Generasi Z tumbuh di era dimana identitas digital sangat dihargai. Mereka memahami cara membangun identitas dan kepribadian digital mereka secara online.
Setiap akun di Platform dapat menunjukkan identitas digital yang berbeda. Seperti, di platform Instagram, Gen Z memiliki akun publik yang dapat dilihat atau diakses semua orang.
Lalu miliki akun Instagram kedua yang berisi orang-orang dekat kamu, biasanya dianggap agak pribadi, dan berisi konten yang tidak dapat kami unggah ke akun pertama.
Tapi bukan itu saja, ada lagi akun yang lebih kecil yang terdiri dari beberapa akun pilihan dari akun kedua.