INFORADAR.ID - Dalam sebuah drama epik yang mengguncang panggung dunia, petinju fenomenal dari Aljazair, Imane Khelif, hampir saja meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024.
Namun, kemenangan Imane Khelif itu bukanlah sekadar pertarungan di atas ring Olimpiade Paris 2024, melainkan juga peperangan melawan badai kontroversi gender yang telah mencuri perhatian dunia.
Imane Khelif, petarung dengan tekad baja, berdiri di ambang sejarah Olimpiade Paris 2024.
Di hari Jumat, dia akan bertarung untuk merebut medali emas, tapi jalan menuju kejayaan itu dipenuhi ranjau sosial dan politik yang meledak setelah keputusan kejam Asosiasi Tinju Internasional (IBA) di tahun 2023.
Drama Kontroversi Imane Khelif di Olimpiade Paris 2024
IBA, yang kini telah dilarang, mencoba merenggut impiannya dengan mendiskualifikasi Khelif melalui tes kelayakan gender yang penuh intrik dan manipulasi.
Namun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak tinggal diam. Mereka membantah dengan keras hasil tes tersebut, menyatakan bahwa tindakan IBA adalah kekejian yang tidak dapat diterima.
Dengan keberanian yang luar biasa, IOC menegaskan bahwa tidak ada dasar yang sah untuk menghancurkan karier cemerlang Khelif.
Tapi drama ini belum berakhir. Tokoh-tokoh konservatif berpengaruh seperti Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan mantan Presiden AS Donald Trump tak henti-hentinya menuangkan bahan bakar ke dalam api kontroversi, terjerat dalam pusaran informasi yang salah tentang Khelif yang secara salah digambarkan sebagai atlet transgender.