INFORADAR.ID - Dalam parade ironis yang menggambarkan situasi pendidikan dan pekerjaan di Banten, hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dari Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Banten pada Februari 2024 mencapai angka 7,02%.
Ini bukan sekadar angka biasa; ini adalah yang tertinggi di Indonesia, jauh melampaui TPT nasional yang "hanya" 4,82%. Ya, Banten dengan segala industrinya, ternyata memimpin dalam jumlah orang yang tak bekerja.
Ironi semakin kental ketika kita ingat bahwa target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 adalah 3,6-4,3%. Tapi tunggu, tak usah khawatir, Banten tidak sendirian; hanya setengah dari seluruh provinsi di Indonesia yang mencapai target tersebut.
Jadi, kalau Anda berpikir Banten sedang berada di posisi terburuk, ingatlah bahwa ada banyak teman di tempat yang sama.
BACA JUGA:Daftar Provinsi yang Masuk ke Dalam Angka PHK Tertinggi di Indonesia, Ada Banten? Cek di Sini
Dengan 424,69 ribu orang menganggur dari total 6,05 juta angkatan kerja, Banten dengan bangga menjadi juara dalam kategori pengangguran.
Dikutip dari laman Goodstats pada Rabu 7 Agustus 2024, Kepala BPS Banten, Faizal Anwar, mengungkapkan bahwa meski ada penurunan 0,95% dari tahun lalu, Banten tetap mempertahankan gelar juara pengangguran selama 12 tahun terakhir. Hebat, bukan?
Namun, kisah ironi Banten tidak berhenti di situ. Meskipun dikenal sebagai wilayah dengan banyak kawasan industri, banyak pabrik besar memilih untuk angkat kaki ke Jawa Tengah sejak 2021.
Mengapa? Karena mereka mencari tenaga kerja yang lebih murah. Upah Minimum Provinsi (UMP) Banten yang lebih tinggi ternyata menjadi bumerang, menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Di tengah maraknya relokasi pabrik, Banten juga menghadapi masalah lain: jumlah lulusan SMK yang menganggur mencapai angka fantastis, yaitu 12,85%.
BACA JUGA:Pantai Gope, Wisata Murah Banten dengan Segala Pesonanya
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang konon dirancang untuk mencetak tenaga kerja siap pakai, ternyata lebih banyak mencetak pengangguran siap duduk.
Bandingkan dengan pengangguran lulusan SD yang hanya 2,83%. Ya, Anda tidak salah dengar, lulusan SD lebih mudah mendapatkan pekerjaan dibandingkan lulusan SMK.
Fakta bahwa 35,83% pekerja di Banten adalah lulusan SD, mayoritas bekerja di sektor pertanian, menambah warna pada ironi ini.